kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bina petani, CP Prima jual benih udang di Kolaka


Kamis, 16 Maret 2017 / 18:13 WIB
Bina petani, CP Prima jual benih udang di Kolaka


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KOLAKA. Jejeran tambak udang yang dikelola dengan rapi menjadi pemandangan menarik saat memasuki Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Tambak udang yang dikelola secara modern oleh para penambak di sana membuat kawasan ini menjadi salah satu kawasan tambak udang vaname terbesar di Sultra. 

Mengelola tambak udang merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat di Kolaka. Di kabupaten ini baru sekitar 225 hektare (ha) tambak uang yang sudah dikelola warga. Padahal potensi lahan yang bisa dijadikan tambak udang sebenarnya bisa mencapai 825 ha. Di Provinsi Sultra sendiri terdapat 2.300 ha lahan yang potensi menjadi tambak udang.

Potensi Kolaka sebagai daerah sentra tambak udang, khususnya udang vaname telah menarik minat perusahaan yang bergerak di bidang perikanan masuk ke Kolaka. Salah satunya adalah PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima). Mulai tahun 2011 CP Prima mengubah perannya dari sebelumnya sebagai penjual pakan udang menjadi pendamping bagi para nelayan tambak udang. Sebelumnya CP Prima hanya berperan sebagai penjual pakan saja sejak 2002.

CP Prima memberikan pendampingan gratis kepada para petani, mulai dari persiapan lahan, kemudian menjual benur (bibit) udang ke nelayan, memberikan pendampingan selama proses budidaya seperti mendorong pengembangan laboratorium khusus untuk udang dan sampai merekomendasikan penjualan pasca panen. 

Satrio Nugroho Marketing Manager Area Sulawesi CP Prima bilang, pihaknya tidak membeli produksi udang penambak binaan mereka, tapi merekomendasikan nama-nama calon pembeli kepada para penambak binaan mereka. Dengan sejumlah persyaratan termasuk harga udang yang ideal dan pembayaran yang lancar.

"Pembeli udang biasanya industri pengolahan udang yang ada di daerah Sulawesi tapi biasanya setelah melalui rekomendasi kami," ujarnya kepada KONTAN saat berkunjung ke tambak udang milik petani binaan mereka di Kolaka, Rabu (15/3).

Ia mengatakan produksi udang vaname di daerah Kolaka untuk produksi skala intensif mencapai antara 5 ton hingga 7 ton per petak. Rata-rata luas lahan per satu petak antara 2.000 meter sampai 2.500 meter persegi. Lamanya masa produksi udang vaname sekitar 120 hari atau empat bulan.

Saat ini terdapat sekitar 185 ha lahan tambak yang menjadi binaan CP Prima dengan rata-rata produksi sekitar 360 ton per siklus atau enam bulan atau sekitar 700 ton per tahun. Dengan pembinaan yang diberikan, CP Prima dapat menjual benih rata-rata 10 juta hingga 12 juta ekor per bulan dengan harga per ekor Rp 55. 

Sementara harga udang di tingkat penambak juga sudah mulai naik menjadi rata-rata Rp 75.000 - Rp 80.000 per kilogram (kg) untuk ukuran 50 alias 50 ekor per kg. Harga ini sudah naik dalam tiba bulan terakhir dari sebelumnya Rp 60.000 - Rp 65.000 per kg di tingkat penambak.

Rata-rata pembeli udang ini adalah industri processing dari Makassar dan sekitarnya. Sistem pembelian mereka ada yang mengambil udang dan tiga hari kemudian dibayarkan. Ada juga yang membayar di depan 50% dan beberapa hari kemudian dilunasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×