kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Delapan proyek pembangkit EBT diminati Investor, 15 lainnya masih Tterancam Terminasi


Kamis, 18 April 2019 / 21:40 WIB
Delapan proyek pembangkit EBT diminati Investor, 15 lainnya masih Tterancam Terminasi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah proyek pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang terancam diterminasi kembali berkurang. Dari 23 proyek pembangkit EBT yang masih terkendala pendanaan, delapan di antaranya berkesempatan mendapatkan pembiayaan dari sejumlah investor atau lembaga keuangan yang telah dipertemukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, pihaknya telah memfasilitasi 23 proyek pembangkit listrik EBT tersisa untuk bertemu dengan calon investor. Selain itu, PLN pun melakukan pendampingan bersama lembaga financial advisor seperti Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF).

Namun, lanjut Djoko, hanya delapan proyek EBT yang dinilai paling potensial dan lantas dilirik investor setelah melewati uji tuntas atau due diligence. Djoko bilang, due diligence tersebut dilakukan pada semua aspek, mulai dari aspek bisnis, teknis, dan juga kesesuaian secara regulasi.

"PLN sebagai off taker hanya memfasilitasi antara investor dan pengembang. Beberapa investor di tawarkan 23, tapi yang menarik delapan, yang telah di due diligence oleh mereka (investor)," kata Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/4).

Kendati demikian, Djoko menyebut bahwa delapan proyek EBT ini tak lantas langsung bisa melakukan konstruksi. Pasalnya, sebelum menutup syarat pendanaan atau Financial Close (FC), delapan proyek pembangkit listrik berjenis mini hidro (PLTMH) itu harus menunjukkan kelayakan bisnis tahap lanjut dan kelengkapan administrasi seperti dokumen kontrak.

Sementara itu, 15 proyek pembangkit EBT lainnya masih terancam diputus kontrak atau terminasi jika pada bulan Juni nanti belum juga menyelesaikan syarat pendanaan.

Hanya saja, Djoko mengisyaratkan bahwa tenggat waktu terminasi itu bisa saja diperpanjang jika pengembang yang bersangkutan dapat menunjukkan komitmen dan progres untuk mencapai pendanaan.

Kendati pendampingan dan mediasi tetap dilakukan, namun Djoko menekankan bahwa komitmen dan kesungguhan dari masing-masing pengembang menjadi hal yang paling penting untuk bisa menggaet investor.

Sehingga, apabila 15 proyek EBT tersisa itu tidak juga menunjukkan progres sampai jangka waktu yang ditentukan, Djoko pun menegaskan pihaknya tak segan untuk menterminasi sejumlah proyek tersebut.

"PLN hanya membantu, semua tergantung pengembang. Kalau tidak (juga menyelesaikan syarat pendanaan), kita looking forward, lebih baik PLN memikirkan (proyek pembangkit EBT) yang memiliki prospek," tegasnya.

Seperti diketahui, pada tahun 2017 lalu terdapat 70 proyek pembangkit listrik EBT yang sudah meneken kontrak jual beli dengan PLN atau PPA.

Selain delapan proyek yang sudah dilirik investor serta 15 proyek yang terancam diterminasi seperti yang diterangkan di atas, terdapat lima pembangkit berkapasitas total 35 Megawatt (MW) yang sudah beroperasi komersial atau Commercial Operation Date (COD).

Lalu, ada 29 proyek pembangkit yang masih dalam tahap konstruksi, dengan total kapasitas 780,75 MW. Lalu, ada 11 proyek berkapasitas total 76,7 MW yang sudah menyerahkan jaminan pelaksanaan namun belum menyelesaikan pendanaan atau Financial Close (FC).

Selain itu, ada satu proyek PLTMH berkapasitas 1,2 MW yang sudah diterminasi, dan ada satu PLTMH berkapasitas 4,4 MW yang terindikasi akan diterminasi karena terganjal komitmen untuk mencapai FC dan melengkapi jaminan pelaksanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×