kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dharma Satya Nusantara (DSNG) mengejar target produksi 700.000 ton CPO tahun ini


Minggu, 02 Agustus 2020 / 21:02 WIB
Dharma Satya Nusantara (DSNG) mengejar target produksi 700.000 ton CPO tahun ini
ILUSTRASI. Penjualan Dharma Satya (DSNG) selama enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 3,15 triliun.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) bakal terus mengejar target produksi sekitar 700.000 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) atau lebih tinggi kurang lebih 14,74% dibanding realisasi produksi CPO tahun 2019 sampai tutup tahun nanti. Keputusan ini didasari oleh realisasi kinerja perusahaan yang positif meski di tengah pandemi corona (covid-19).

Sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, segmen operasi industri minyak sawit mentah DSNG mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 25,98% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 2,10 triliun di semester I 2019  menjadi Rp 2,65 triliun pada semester I 2020.

Pertumbuhan penjualan segmen operasi industri minyak sawit mentah dipicu oleh kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata CPO. Berdasarkan internal perusahaan, volume penjualan CPO DSNG naik 3,07% dari semula 301.182 ton di semester I 2019 menjadi 310.439 ton di semester I 2020.

Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara naik 163% di semester I-2020, ini pendorongnya

Sementara itu, harga jual rata-rata CPO naik menjadi Rp 7,8 juta per ton di semester I 2020. Sebelumnya, harga jual rata-rata CPO di semester I 2019 hanya mencapai  Rp 6,4 juta per ton.

Sekretaris Perusahaan Dharma Satya Nusantara Paulina Suryanti berujar, pihaknya optimistis tren kenaikan permintaan dan harga CPO masih akan berlanjut di paruh kedua tahun ini. Menurut dia, kebutuhan produk sawit turunan berbentuk oleokimia seperti minyak goreng dan sebagainya berpotensi meningkat seiring perkembangan bisnis hotel restoran dan kafe (horeka) yang kembali bergeliat. Hal ini pada gilirannya akan turut mengerek kebutuhan CPO.

Selain itu, katalis positif juga datang dari adanya kebutuhan CPO untuk pembuatan biodiesel untuk program B30. “Semester kedua diharapkan bisnis horeka mulai kembali bergerak, beberapa negara juga ekonominya kembali beraktivitas dan diharapkan ada peningkatan demand,” kata Paulina kepada Kontan.co.id, Minggu (2/8).

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) meraup dana Rp 451 miliar dari penerbitan obligasi

Sebagai informasi, DSNG merupakan perusahaan sawit berorientasi pasar domestik. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan tahun 2019, DSNG diketahui memiliki sepuluh pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas produksi total mencapai 570 ton per jam. Selain itu DSNG juga memiliki kernel crushing plant yang mengolah palm kernel menjadi palm kernel oil (PKO) dengan kapasitas 200 ton per hari atau 60.000 ton per tahun.

Sampai akhir Juni 2020 lalu, produksi CPO DSNG telah mencapai 312.109 ton atau setara dengan 44,58% dari target produksi DSNG. Sementara itu, realisasi produksi inti sawit atau palm kernel (PK) dan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) DSNG masing-masing tercatat sebesar 54.478 ton dan 16.443 ton di enam bulan pertama.

Selain sawit, DSNG juga memiliki segmen industri produk perkayuan. Sepanjang semester I 2020 lalu, segmen ini menyumbang penjualan sebesar Rp 493,36 miliar atau setara dengan sekitar 15,66% total penjualan, sementara 84,44% penjualan sisanya berasal dari penjualan segmen  industri minyak sawit mentah.

Baca Juga: Malaysia ajukan kasus sawit ke WTO, sektor perkebunan melesat paling tinggi

Secara keseluruhan, total penjualan DSNG selama enam bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 3,15 triliun. Realisasi tersebut tumbuh 21,96% bila dibandingkan realisasi total penjualan DSNG periode sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2,58 triliun.

Seiring dengan hal ini, laba/jumlah penghasilan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk meroket 165,16% yoy dari semula Rp 68,53 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 181,73 miliar pada semester I 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×