kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DHL Supply Chain tunjuk Prithu Srivastava jadi Managing Director Indonesia


Jumat, 22 Maret 2019 / 14:41 WIB
DHL Supply Chain tunjuk Prithu Srivastava jadi Managing Director Indonesia


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. DHL Supply Chain (DSC), provider solusi logistik telah menunjuk Prithu Srivastava sebagai Managing Director baru di Indonesia terhitung sejak Februari 2019. Sejak Januari 2018 Srivastava adalah Vice President of Business Development and Solutions DHL Supply Chain yang bertanggung jawab mendorong pertumbuhan bisnis di Indonesia.

Terry Ryan, CEO, DSC Asia Pacific optimis dengan gaya kepemimpinan Srivasta ditambah dengan pengetahuan yang mendalam terkait logistik dan perdagangan regional akan mendorong pertumbubuhan bisanis DSC.

“Ketajaman bisnis Srivastava dan pendekatan strategisnya,telah terbukti sangat berharga bagi pengembangan bisnis dan mampu mendobrak lanskap pasar yang terus berkembang pesat dan bertumbuh cepat." katanya dalam keterangan resminya, Jumat (22/3).

Selama 13 tahun, Srivastava telah berpengalaman di berbagai negara lintas divisi di DHL, termasuk menjadi bagian dari tim konsultasi in house DHL selama lima tahun. Di tahun 2011, beberapa agenda perusahaan berhasil ia jalankan dengan baik saat menjadi Strategy Director di DSC untuk wilayah Asia Selatan dan Tenggara.

“Di era digital saat ini, industri logistik telah berevolusi menjadi sebuah tren yang besar. Sementara status quo industri logistik sendiri, menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk memimpin perusahaan ini tetap adaptif dengan perubahan teknologi,” jelas Prithu Srivastava, Managing Director, DSC, Indonesia.

Peran logistik di era digital saat ini, lebih dari sekadar urusan pergudangan dan perpindahan barang. Oleh karena itu, Srivastava mengaku akan lebih menguatkan peran logistik di era revolusi 4.0 dengan memfokuskan DSC pada nilai tambah yang inovatif dan layanan manajemen yang prima yang diintegrasikan dengan fulfillment dan distribusi tradisional.

Srivastava melanjutkan, kondisi geografis yang komplek seperti Indonesia, logistik adalah bagian dari strategi penguat pertumbuhan bisnis, bukan sebagai beban biaya operasional. Keberhasilan sebuah bisnis tidak lepas dari penguatan proposisi nilai termasuk dengan meningkatkan rantai pasok yang menjadi kunci peningkatan bisnis di Indonesia.

“Memberikan nilai bisnis yang unggul kepada pelanggan adalah objektifitas saya. Langkahnya dengan menjaga performa logistik DCS dan terus berinovasi memberikan solusi di seluruh rantai pasok (selancar mungkin. Kemudian, dengan mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh keterbatasan infrastruktur dan konektivitas. Dengan begitu, bisnis pelanggan kami akan semakin meningkat,” jelas Srivastava.

DSC saat ini telah beroperasi di lebih dari 20 kota di seluruh Indonesia. Pelanggannya terdiri dari beragam sektor industri. Mulai dari sektor teknologi, consumer, retail, otomotif, teknik dan manufaktur, termasuk sektor life science dan kesehatan.

Tahun 2019, DSC Indonesia akan memperluas layanannya ke sektor fashion dan farmasi. Selain itu, perusahaaan ini juga membangun pusat distribusi besar baru seluas 67.000 meter persegi (m2) di Cikarang, Jawa Barat. Bangunan tersebut ditargetkan siap beroperasi pada di tahap pertama pada bulan Juli 2019.

Dengan jumlah populasi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dan dengan hadirnya booming ritel dan e-commerce, Indonesia diprediksi dapat memicu peningkatan logistik di Asia Tenggara di tahun-tahun mendatang.

Srivastava juga mengapresiasi kinerja pemerintah Indonesia selama tiga tahun terakhir. Menurutnya, investasi pemerintah di bidang infrastruktur telah membantu menyelesaikan masalah logistik di sebuah negara yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau. Hasilnya, Logistics Performance Index Indonesia meningkat sebanyak 17 posisi, menjadi posisi ke 46 dari 168 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×