kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diambil alih Pertamina, biaya produksi rokan bisa lebih dari US$ 19,8 per barel


Jumat, 10 Agustus 2018 / 17:55 WIB
Diambil alih Pertamina, biaya produksi rokan bisa lebih dari US$ 19,8 per barel


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah bersiap untuk mengelola Blok Rokan pada Agustus 2021 mendatang. Blok Rokan yang telah berusia sekitar 90 tahun ini telah mengalami penurunan produksi alami (decline) yang cukup besar.

Produksi Blok Rokan yang sempat mencapai 1 juta barel per hari (BPH), saat ini hanya mencapai 200.000 BPH. Pertamina pun punya tugas untuk tetap mempertahankan produk Blok Rokan di kisaran 200.000 barel per hari (BPH) dengan berencana melakukan Enhanced Oil Recovery (EOR) chemical injection full scale di blok tersebut.

Biaya yang dikeluarkan Pertamina dipastikan cukup besar. Pasalnya biaya produksi minyak per barel di Blok Rokan dari tahun 2013 sampai tahun 2017 saja sudah mencapai US$ 19,8 per barel.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan peralihan hak kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang menjadi operator Blok Rokan saat ini ke Pertamina pada 2021 mendatang dengan produksi yang tetap sama tentu saja akan meningkatkan biaya produksi per barelnya. Ini karena kenaikan produksi berbanding lurus dengan biaya produksi.

"Ini beralih tapi produksi sama. Setelah ini cost menaikan produksi, apa programnya Pertamina? Pertamina bilang bisa naikan segini. Sudah dinaikan produksi, cost lebih murah apa kecil? Lebih gede," kata Arcandra, Jumat (8/10).

Apalagi Pertamina menjanjikan kepada pemerintah bisa memproduksi minyak dari Blok Rokan selama 20 tahun mencapai 1,5 miliar barel setara minyak atau barrels oil equivalent per day (BOEPD). Ini berarti produksi Blok Rokan dipatok sekitar 205.000 BOEPD.

"Yang di-propose Pertamina sampai akhir kontrak 1,5 miliar barel untuk 20 tahun. itu dihitung dari mana? Secara sederhana dihitung 2021 smp 2041, itu yang 1,5 miliar BOEPD," ungkap Arcandra.

Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati sebelumnya menyebut dana yang dibutuhkan Pertamina untuk mengelola Rokan selama 20 tahun mencapai US$ 72 miliar. Untuk membiayai dana investasi Blok Rokan, Pertamina akan mencoba mencari beberapa pembiayaan.

Salah satunya lewat skema share down yaitu menjual sebagian hak partisipasi di Blok Rokan. Melalui skema share down, Pertamina bisa mendapatkan dana segar untuk berinvestai di blok tersebut. Selain itu, Pertamina juga membuka peluang untuk menerbitkan surat utang (bonds).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×