kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diproyeksi merugi, begini strategi Citatah (CTTH) bertahan dalam tekanan pandemi


Senin, 31 Agustus 2020 / 19:12 WIB
Diproyeksi merugi, begini strategi Citatah (CTTH) bertahan dalam tekanan pandemi
ILUSTRASI. keramik produk citatah tbk. Dok.Citatah


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citatah Tbk (CTTH) memproyeksikan bakal mengalami kerugian hingga akhir tahun 2020 mendatang. Anjloknya penjualan akibat covid-19 membuat emiten yang bergerak di bisnis ekstraksi dan pemrosesan marmer ini harus atur strategi agar tetap bisa bertahan di tengah tekanan pandemi.

Direktur Citatah Tiffany Johanes mengungkapkan, pandemi covid-19 sangat berdampak terhadap sejumlah proyek konstruksi dan properti sehingga pengerjaannya menjadi terhambat. Akibatnya, pengiriman marmer atau produk CTTH kepada pelanggan pun menjadi tertunda.

Kata Tifanny, CTTH sebenarnya sudah mengantongi sejumlah kontrak dan pengiriman produk hingga pertengahan tahun ini. Dengan adanya kontrak dan pengiriman tersebut, setidaknya CTTH bisa mengantongi penjualan hingga Rp 175 miliar pada 2020. Namun karena terganjal covid-19, penjualan yang bisa dikantongi CTTH pun diproyeksikan hanya sebesar Rp 90,69 miliar.

Tiffany merinci, pasar domestik diprediksi masih mendominasi dengan porsi sebesar Rp 58,57 miliar sedangkan penjualan dari ekspor mencapai sekitar Rp 32,11 miliar.

Baca Juga: Sepanjang kuartal II-2020, lima emiten ini masuk jajaran saham gocap

Tidak optimalnya kinerja penjualan membuat CTTH diproyeksikan bakal menanggung rugi sekitar Rp 37,56 miliar sepanjang tahun ini. "Dengan adanya penundaan (proyek dan pengiriman) kerugian kurang lebih sampai akhir tahun 2020 sekitar Rp 37 miliar," kata Tiffany dalam Public Expose yang digelar Senin (31/8).

Hingga Semester I-2020, penjualan CTTH tercatat sebesar Rp 42,6 miliar atau anjlok 57,19% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Merosotnya penjualan diikuti dengan kinerja CTTH yang berbalik rugi sebesar Rp 20,74 miliar dibandingkan Semester I-2019 yang meraih laba di angka Rp 1,32 miliar.

Dari sisi operasional, Tifanny mengungkapkan bahwa kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan protokol kesehatan secara ketat, serta menurunnya pesanan dan pengiriman produk membuat output tambang dan pabrik CTTH ikut merosot dan mengalami penyesuaian.

Dalam periode Semester I-2020, produksi tambang CTTH di pangkep Sulawesi Selatan turun 49% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 358 m3 per bulan.  Kondisi serupa terjadi pada dua pabrik CTTH yang terletak di Pangkep dan Karawang.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×