kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong efisiensi, Semen Bosowa kurangi jumlah tenaga kerja


Rabu, 28 Agustus 2019 / 22:58 WIB
Dorong efisiensi, Semen Bosowa kurangi jumlah tenaga kerja
ILUSTRASI. Target produksi semen bosowa


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Semen Bosowa Maros melakukan efisiensi dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya.

Hal ini diakui oleh Direktur Utama PT Semen Bosawa Maros Sadikin Aksa, perusahaannya tengah melakukan berbagai langkah efisiensi, salah satunya dengan efisiensi tenaga kerja.

Hanya saja ketika ditanya jumlahnya, Semen Bosowa enggan menyebutkan angka pastinya.  "Efisiensi itu normal dalam suatu perusahaan," kata Sadikin ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (28/8).

Baca Juga: Net sell asing mencapai Rp 9,14 triliun di bulan Agustus, ini sebabnya

Ia menerangkan, dengan melakukan efisiensi ini justru produktivitas perusahaan meningkat. Adapun saat ini Sadikin bilang, pabrik semennya masih berproduksi dengan kapasitas penuh. 

PT Semen Bosawa menilai, PHK yang dilakukannya merupakan dampak dari langkah efisiensi yang diambil. Langkah ini diambil perusahaan karena selama setahun terakhir mereka mengamati bahwa banyak pekerjaan yang dapat digantikan dengan mesin, sehingga bisa lebih murah. 

Selain itu, efisiensi diperlukan di tengah kondisi industri semen yang tengah berupaya menyesuaikan diri ke new normal. " Kalau kita terkena dampak dan ngga bisa bersaing itu namanya kita menyerah," jelasnya lagi. 

Baca Juga: Isu PHK masal di industri semen, ASI: No comment

Diakui oleh Ronida, Ketua Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI), pihaknya mengetahui adanya Pemecatan Hubungan Kerja (PHK) di PT Semen Bosowa Maros.  Akan tetapi, ia tidak mengetahui secara lengkap karena pekerja di PT Bosowa Semen bukan anggota dari FSPISI. 

Lebih lanjut Ronida menerangkan langkah efisiensi dilakukan supaya harga produk semen bisa bersaing dengan produk lain. Adapun harga semen lokal sulit bersaing karena adanya praktik predatory pricing oleh perusahaan semen asal China. 

Berdasar pengamatan Litbang FSPSI sejak tahun 2016 hingga 2019, selisih harga yang ditimbulkan bisa mencapai Rp 15.000. "Sejak kita laporkan, pelaku predatory pricing ini menaikkan harga mendekati ke harga semen yang lain," ungkapnya kepada Kontan.co.id. Adapun kenaikan harga yang dirasakan kurang lebih 7% dari harga sebelumnya. 

Baca Juga: Fokus tingkatkan kinerja, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) menahan ekspansi

Untuk memperbaiki kondisi industri semen, pihaknya berharap agar pasokan semen diberhentikan terlebih dahulu agar harganya stabil. "Supaya perusahaan semen yang lama ini sehat dahulu. Kalau memang sudah sehat, semua mungkin silakan saja dibuka kembali dengan cara yang sehat," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×