kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dulu, pelanggan telekomunikasi ada yang bernama ABC dan XXX


Sabtu, 28 April 2018 / 09:35 WIB
Dulu, pelanggan telekomunikasi ada yang bernama ABC dan XXX
ILUSTRASI. Indonesia Celluler Show


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri telekomunikasi mulai memperkenalkan sistem pelanggan prabayar sejak tahun 1998.  Kehadiran metode pelanggan prabayar di industri telekomunikasi adalah untuk mempermudah masyakarakat. Jadi tanpa perlu berlangganan, masyarakat tinggal mengisi pulsa untuk mendapatkan layanan telekomunikasi. Meski pada awal peluncuran, harga kartu perdana bikin dompet jadi kurus, ada yang Rp 300.000 bahkan ada yang mencaapai Rp 700.000.

Filosofi kemudahan itu mendasari cara registrasi kartu prabayar. Para pelanggan bisa mendaftarkan sendiri dengan mengirim SMS atau melalui aplikasi. Tapi pada pelaksanaannya, masyarakat tidak melakukan pengisian registrasi dengan benar. "Ada yang mengisi namanya ABC atau XXX, kita tidak bisa melakukan apa-apa," kata Merza Fachys, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dalam jumpa pers belum lama ini. 

Kebetulan pemerintah berencana membangun database kependudukan nasional. Maka, industri telekomunikasi melihat ada kesempatan untuk membetulkan pendataan pelanggan mereka. Sayang rasanya melihat database pelanggan cuma berisi sampah. Pemerintahpun mengenluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang registrasi.

Di sisi lain, aturan registrasi menggunakan nomor kartu keluarga (KK) dan nomor induk kependudukan (NIK) menyebabkan masyarakat menjadi peduli tentang data-data dan dokumen mereka. "Selama ini anak enggak tahu KK nyimpen di mana, karena yang nyimpen bapaknya. Eh bapaknya enggak tahu nyimpen di mana, karena punya simpenan lain," ujar Merza, yang disambut tawa para wartawan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×