kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek pandemi, industri pariwisata dan perhotelan diprediksi belum pulih tahun ini


Selasa, 02 Maret 2021 / 13:38 WIB
Efek pandemi, industri pariwisata dan perhotelan diprediksi belum pulih tahun ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu tahun sejak awal merebaknya pandemi covid-19 di Indonesia, industri pariwisata dan perhotelan menjadi salah satu sektor usaha yang paling terdampak. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi, industri pariwisata dan hotel belum akan pulih di tahun ini.

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengungkapkan, pada tahun 2020, tingkat okupansi paling tinggi secara rata-rata nasional hanya mencapai 35%. Dibandingkan tahun 2019 sebelum masa pandemi, tingkat okupansi turun di level 20%.

Tak hanya dari sisi tingkat okupansi, sektor perhotelan pun tertekan harga jual per malam yang mengalami penurunan. "Ada hal lain (selain penurunan okupansi), harga jual per malam juga turun, berkisar antara 30%-40%. Artinya apa? bahwa market demand sangat rendah," kata Maulana kepada Kontan.co.id, Senin (1/3).

Penurunan tingkat okupansi yang cukup tajam terjadi ada Kuartal I (Q1) dan Q2 2020. Okupansi sempat tumbuh pada periode Q4 seiring dengan masa liburan. Namun, pada Q1-2021, tingkat okupansi kembali mengalami penurunan.

"Karena Q1 low season bagi jasa hotel dan restoran. Kenapa?  kontribusi pertama okupansi adalah kegiatan pemerintah, dan belum ada yang dilakukan Januari-Maret, baru mulai setelah itu," ungkap Maulana.

Baca Juga: Kepala BPS: Pemulihan sektor pariwisata butuh waktu yang panjang

Dia menambahkan, meski vaksinasi sudah berjalan, namun belum signifikan untuk mendongkrak industri pariwisata maupun perhotelan. Sebab, vaksinasi belum dilakukan secara merata. Begitu juga dengan rencana vaksinasi untuk sektor pariwisata. "Tapi itu pelaksanaannya kapan? belum merata, impact-nya belum ada," ungkap Maulana.

Dia menambahkan, mobilitas masyarakat dan daya beli menjadi faktor penentu. Untuk transportasi, travel menggunakan pesawat menjadi penopang utama industri pariwisata di Indonesia dengan pulau-pulau yang tersebar. 

Dengan protokol yang cukup rumit, masyarakat masih lebih memilih bepergian menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya okupansi di setiap daerah belum merata, lantaran masyarakat lebih memilih berwisata ke destinasi yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

Oleh sebab itu, Maulana melihat 2021 ini masih menjadi tahun yang muram bagi industri hotel dan pariwisata. "Masih belum (pulih) buat kita. Sektor pariwisata sudah mulai turun, ini masuk bulan ke-13. Sekarang masih sakit, 2021 belum ada pencerahan," pungkasnya.

Selanjutnya: Siap-siap, hotel, restoran dan kafe bakal dapat insentif dari pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×