kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Era new normal dan post normal, muncul standar produk baru bagi pebisnis


Minggu, 17 Mei 2020 / 23:55 WIB
Era new normal dan post normal, muncul standar produk baru bagi pebisnis
ILUSTRASI. Dok?MarkPlus -?China Sebagai The New Asia


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengoreksi istilah next normal dan post normal dalam talkshow online Live Stream Fest Volume 3 pada Minggu (17/5).

Dalam event yang disiarkan langsung lewat aplikasi Vidio hasil kolaborasi Samara Live, MRA Media, dan VIP tersebut, Hermawan menjelaskan jika next normal mengacu pada masa work from home (WFH) selesai dan aktivitas ekonomi mulai hidup kembali, PSBB mulai dilonggarkan, dan pegawai mulai masuk kantor.

Walau aktivitas di luar rumah berjalan, masyarakat pasti akan tetap was-was dan menggunakan protokol kesehatan ketat ketika bekerja. Baru setelah next normal, ada yang dinamakan post normal. Masa di mana masyarakat dipaksa "berdamai" dan hidup dengan COVID-19.

Baca Juga: Mochtar Riady: Sepenggal kisah revolusi industri 4.0, handuk bolong dan sepatu diskon

"Sekaranglah era new normal. Bukan setelah COVID-19. Bekerja dari rumah, produk harus online, komunikasi juga jadi serba online sehingga terbiasa dan menjadi rutinitas baru. Itulah new normal," ujar Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam talkshow online Live Stream Fest Volume 3, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (17/5).

Ia berkata, bahwa era post normal adalah ketika banyak standar dan protokol baru diterapkan di berbagai aktivitas. Seperti masuk ke hotel, perkantoran atau restoran akan dicek dulu suhu tubuh, persis seperti yang dilakukan di masa sekarang. Mungkin nanti akan ada protokol tambahan lagi dengan tujuan mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di masa depan.

Hermawan menganalogikan post normal sama seperti era terorisme di mana sampai kini tidak pernah terberantas habis. Sampai kini pun terorisme masih ada. Makanya tidak heran ada standar baru pengecekan barang ketika masuk perkantoran, hotel, apalagi bandara.

"Sama seperti post normal COVID-19, akan ada banyak standar baru. Setidaknya dimulai di awal 2021," tambahnya.

Ini tentu menjadi patokan bagi para pelaku bisnis ketika era new normal selesai. Hermawan menyarankan agar pebisnis bersiap menyambut kembali konsumen yang sebagian mungkin menghilang karena COVID-19 dengan strategi baru.

Baca Juga: Pendiri Grup Lippo: Siapa yang kuasai supply chain, dia akan memenangi pertarungan

Karena walau sudah terbiasa serba online, bukan berarti kemudian masyarakat akan mengadopsi terus-terusan konsep online. Mereka juga akan menuntut produk atau jasa secara offline karena experience-nya berbeda. Namun online juga tidak akan hilang.

"Setelah new normal, masyarakat akan menggabungkan online dan offline, atau disebut OMNI. Mereka akan menuntut produk lebih berkualitas. Ini bisa jadi momentum untuk menaikkan harga bagi pebisnis. Tapi jangan terlalu besar. Katakanlah harga naik 10%, namun kualitas 30%. Selisih kedua faktor itulah yang akan menjadi value, atau nilai lebih produk di mata konsumen. Sehingga bisnis bisa berkembang di era post normal," tutup Hermawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×