kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM alokasikan anggaran untuk bangun 650 sumur bor di 2019


Senin, 11 Maret 2019 / 21:00 WIB
ESDM alokasikan anggaran untuk bangun 650 sumur bor di 2019


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sumur Bor yang dibangun oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cukup efektif dalam menanggulangi permasalahan air bersih di daerah sulit air.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, pembangunan sumur bor hingga akhir tahun 2018 sudah melayani kebutuhan 6,6 juta jiwa penduduk.

Untuk tahun 2019 penduduk yang dilayani akan bertambah 1,8 juta jiwa melalui pembangunan 650 unit sumur bor di seluruh Indonesia.

"Kementerian ESDM pada tahun 2019 ini kembali meningkatkan anggaran program pembangunan sumur bor air tanah untuk dapat dibangun sebanyak 650 unit sumur bor, yang dapat melayani sampai dengan 1,8 juta jiwa penduduk," ujar Rudi pada Senin (11/3).

Dengan kapasitas debit air mencapai 683,3 ribu m3/tahun, tambahan sumur bor di tahun 2019 ini akan didistribusikan kepada 31 wilayah provinsi dan 232 wilayah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pemerintah sendiri telah membangun sumur bor mulai tahun 2005 dengan 26 unit.

Selanjutnya setiap tahun, anggaran Kementerian ESDM untuk pembangunan sumur bor ini terus ditingkatkan. Seperti tahun 2015 dibangun 105 sumur, tahun 2016 sebanyak 197 sumur, tahun 2017 dibangun 237 buah sumur, dan 2018 sebanyak 506 titik.

Sehingga akhir 2018 sudah terdapat 2.288 titik sumur bor telah dibangun yang memberikan layanan air bersih kepada 6,6 juta jiwa. Dari titik-titik sumur bor tersebut mengalir 144,4 juta m3 /tahun untuk 499 Desa di 396 Kecamatan yang tersebar di 175 Kabupaten/Kota yang terdapat di 27 Provinsi seluruh Indonesia.

"Pada tahun 2018, Badan Geologi juga membantu penyediaan sarana air bersih melalui pembangunan sumur bor tanggap darurat sebanyak 55 unit, untuk Gunung Agung di Pulau Bali sebanyak 5 unit untuk bencana erupsi; sebanyak 13 unit untuk bencana gempa bumi di Pulau Lombok; dan sebanyak 37 unit untuk bencana gempa bumi-tsunami-likuifaksi di Sulawesi Tengah", jelas Rudi.

Pembangunan sumur bor yang sejak 2005 ini diakui Rudi bukan perkara mudah. Berbagai kendala dihadapi mulai dari proses pencarian sumber air, proses pengeboran yang terkadang sulit karena tanah yang padat dan berbatu, serta akses transportasi yang sulit untuk remote area.

Meski demikian, pembangunan sumur bor terus dilakukan sehingga setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk kebutuhan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×