kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM: Ekspor batubara ke China mencapai 44,5 juta ton per Agustus 2018


Selasa, 13 November 2018 / 21:30 WIB
ESDM: Ekspor batubara ke China mencapai 44,5 juta ton per Agustus 2018
ILUSTRASI. Bongkar muat batubara


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ekspor ke China sampai Agustus 2018 masih mendominasi. Alhasil harga batubara acuan masih akan dipengaruhi pasar China.

Menurut data dari Subdirektorat Pengawasan Usaha Produksi dan Pemasaran Batubara Ditjen Minerba kementerian ESDM mencatat ekspor batubara per Agustus 2018 ditujukan ke pasar China mencapai 44,5 juta ton atau sekitar 31% dari total ekspor realisasi ekspor batubara Indonesia pada periode tersebut.

Alhasil, dampak China yang menurunkan permintaan sangat berdampak pad aharga batubara acuan. Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1974K/30/MEM/2018 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Oktober 2018, HBA Oktober 2018 turun 3,74% menjadi di angka US$ 100,89 per ton dari HBA pada September 2018 sebesar US$ 104,81 per ton.

Penurunan HBA ini lantaran adanya pergerakan variabel yang membentuk HBA yaitu Indonesia Coal Index, Newcastle Export Index, Globalcoal Newcastle Index, dan Platss 5900 pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan permintaan batubara dari China yang menurun menjadi salah satu sebab terbesar yang menekan harga batubara.

Sehingga, katanya, ada over supply dari produsen batubara dalam negeri. Dalam kondisi penurunan HBA ini, Hendra bilang, produsen batubara berkalori menengah dan rendah yang paling terdampak.

“Produk ekspor kita kan memang paling banyak batubara berkalori di bawah 5.000 kkal/kg, itu harganya terus menurun dari Juli karena permintaan dari China berkurang,” ujarnya pada Kontan.co.id, Selasa (13/11).

Namun, ia bilang dampak dari penurunan HBA ini belum terefleksi terhadap kinerja masing-masing produsen batubara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×