kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,23   6,87   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaeki: Kecil kemungkinan kopi Indonesia mengandung pestisisa weedkiller glysophate


Selasa, 01 Oktober 2019 / 21:44 WIB
Gaeki: Kecil kemungkinan kopi Indonesia mengandung pestisisa weedkiller glysophate
ILUSTRASI. Petani memanen biji kopi arabika


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen makanan dan minuman Swiss, Nestle S.A dikabarkan akan memperketat pemeriksaan pasokan biji kopi.

Mengutip pemberitaan Bloomberg (27/09), hal ini dilakukan lantaran pihak Nestle menemukan kandungan pestisida berjenis weedkiller glysophate yang mendekati ambang batas yang diperbolehkan pada biji kopi dari beberapa negara pemasok

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gabungan Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (Gaeki) Hutama Sigandhi beranggapan bahwa kecil kemungkinan kopi asal Indonesia menggunakan pestisida jenis tersebut.

Sebabnya, harga pestisida tersebut tergolong mahal untuk petani kopi lokal. Sedangkan, 98% dari kebun kopi di Indonesia diolah oleh petani kopi lokal. 

Baca Juga: Indonesia jadi ketua ICO Council untuk periode 2019-2020

Hutama juga melihat, tersiarnya kabar pengetatan pemeriksaan pasokan biji kopi tidak akan berpengaruh terhadap ekspor biji kopi asal Indonesia. "Kalaupun ada penurunan ekspor, itu karena produksinya yang tidak cukup," ungkapnya lagi.

Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), angka rata-rata ekspor biji kopi lokal setiap tahunnya bisa berada di kisaran 250.000 ton - 280.000 ton per tahun. Sementara itu, angka rata-rata produksi biji kopi dalam negeri adalah sebesar 600.000 ton per tahun.

Adapun sepanjang tahun ini, ekspor biji kopi asal Indonesia mencapai 180.000 ton. Hingga Agustus, sudah terealisasi hingga 105.000 ton. Asal tahu saja, pengiriman biji kopi ke Amerika Serikat menjadi penopang ekspor sebesar 15%.

Baca Juga: Kementan: Nilai ekspor pertanian Jawa Tengah tumbuh 19% menjadi Rp 2,51 triliun

Sementara itu, 35% lainnya diekspor ke Jerman, Jepang, Inggris, dan Italia. Sisanya, diekspor ke lebih dari seratus negara seperti Singapura, Mesir, Aljazair, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×