kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki: Peningkatan pembelian kedelai bisa pengaruhi harga minyak nabati


Senin, 30 Juli 2018 / 14:17 WIB
Gapki: Peningkatan pembelian kedelai bisa pengaruhi harga minyak nabati
ILUSTRASI. Kedelai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa sudah mereda. Bahkan, kedua negara ini telah menyepakati berbagai keputusan, salah satunya adalah Uni Eropa yang akan meningkatkan pembelian kedelainya dari AS.

Memandang kesepakatan ini, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono mengatakan, peningkatan pembelian kedelai ini akan mampu mempengaruhi harga minyak nabati dunia menjadi lebih baik. "Adanya kesepakatan peningkatan impor kedelai dari AS saya prediksi akan mempengaruhi harga minyak nabati dunia membaik," ujar Mukti kepada Kontan.co.id, Minggu (29/7).

Meski begitu, dia pun mengatakan membaiknya harga minyak nabati ini harus melihat besarnya peningkatan impor kedelai yang dilakukan oleh Uni Eropa. Dia bilang, salah satu faktor supaya harga minyak nabati bisa membaik bila terdapat pasar yang bisa menggantikan volume pembelian kedelai oleh China yang berkurang.

"Saya belum tahu seberapa besar tambahan peningkatan impor kedelai oleh Uni Eropa. Diperkirakan ekspor kedelai ke China tahun ini hanya 27 juta ton atau turun 20,5% dibandingkan tahun lalu," terang Mukti.

Sementara itu, berdasarkan keterangan tertulis Gapki, Jumat (27/7), adanya perselisihan dagang antara China dan AS menyebabkan tersendatnya penjualan kedelai ke China. Ini mengakibatkan stok kedelai di AS meningkat sehingga impor minyak nabati lainnya berkurang.

Untuk harga minyak sawit, pada semester I ini menunjukkan penurunan menjadi sekitar US$ 605 - US$ 695 per ton. Harga minyak sawit global yang tertekan sejak Desember ini disebabkan melimpahnya stok komoditi penghasil minyak nabati di pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×