kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapkindo tagih janji pemerintah serap karet


Kamis, 28 Juli 2016 / 16:41 WIB
Gapkindo tagih janji pemerintah serap karet


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) mendesak pemerintah segera memberikan solusi terkait penurunan harga karet. Pasalnya, program pembatasan ekspor karet ternyata tidak mampu menggerek harga karet di dalam negeri.

Malah saat ini karet menyentuh harga terendah Rp 4.000 - Rp 5.000 per kilogram (kg) di tingkat petani, dari harga karet ideal Rp 12.000 per kg - Rp 14.000 per kg. Sementara, di pasar global harga karet juga jatuh di kisaran US$ 1,3 per kg.

Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo mengatakan, harga karet belakangan ini kembali tertekan. Kondisi ini merefleksikan kembali melemahnya ekonomi dunia. Saat ini, permintaan terhadap karet alam di dunia kurang kuat sehingga harga jatuh. "Gapkindo sudah secara aktif mendesak pemerintah untuk menggerakan penyerapan karet dalam proyek infrastruktur, namun sampai sekarang masih belum ada realisasinya," ujarnya, Kamis (28/7).

Ia bilang, upaya pemerintah menggerakkan penyerapan karet melalui proyek infrastruktur akan membuka pasar baru atau sektor penyerapan baru bagi industri karet di luar pasar yang sudah ada selama ini. Kondisi ini tentu saja dapat mendorong kenaikan harga karet di tingkat petani. Apalagi gerakan serupa dilakukan negara produsen utama karet di ASEAN yang saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, sehingga harga karet akan kembali menguat.

Menurut Moenardji, sejauh ini kementerian terkait telah memberikan respons positif atas permintaan Gapkindo untuk membuka pasar baru bagi industri karet. Oleh karena itu, posisi Gapkindo saat ini menunggu realisasi janji tersebut. Intinya, Gapkindo mendesak pemerintah melakukan kreasi agar ada demand baru untuk industri karet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×