kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara Swiss, pasar ekspor CPO Mahkota Group (MGRO) ditingkatkan hingga 50%


Selasa, 09 Maret 2021 / 17:49 WIB
Gara-gara Swiss, pasar ekspor CPO Mahkota Group (MGRO) ditingkatkan hingga 50%


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angin segar untuk komoditas andalan Indonesia yakni crude palm oil (CPO) atau minyak sawit.

Swiss sebagai salah satu mitra dagang Indonesia telah mengizinkan dan memberikan pembebasan bea masuk atas ekspor CPO dari Indonesia.

Kebijakan pembebasan bea masuk itu diambil oleh pemerintah Swiss setelah menempuh referendum lewat jalur voting oleh masyarakat dan diputuskan di tingkat parlemen dengan tetap mempertimbangkan masukan dari berbagai stakeholder seperti organisasi non-pemerintahan (LSM), Minggu (7/3) waktu setempat.

Hasilnya menunjukkan sebanyak 51,7% rakyat Swiss menyetujui perjanjian dagang antara Indonesia dan Swiss.

Baca Juga: Mendag Lutfi: Referendum Swiss jadi angin segar bagi implementasi IE-CEPA

Elvi, Sekretaris Perusahaan PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mengatakan kebijakan tersebut merupakan kabar positif yang selama ini ditunggu-tunggu. Sebab benua Eropa merupakan pasar yang sulit untuk melakukan ekspor CPO dari Indonesia.

“Harapannya hal ini juga dapat diikuti oleh negara-negara lain yang tergabung dalam Uni Eropa dan dapat meningkatkan ekspor kita secara signifikan,” kata Elvi kepada Kontan.co.id, Selasa (9/3).

Elvi menambahkan, sampai saat ini MGRO tidak secara langsung melakukan ekspor CPO ke benua Eropa. Namun dengan adanya pelonggaran tersebut dinilai akan meningkatkan penjualan CPO ke pelanggan-pelanggan yang melakukan ekspor langsung ke negara-negara di benua Eropa termasuk ke Swiss.

“MGRO memang tidak secara langsung melakukan ekspor ke Eropa namun buyer korporasi yang membeli produk CPO. Sehingga pasar ekspor MGRO sendiri akan ditingkatkan bertahap menjadi 50% dari total sales,” ujar dia.

Adapun, ia bilang harga CPO per awal Maret 2021 mulai meningkat seiring dengan adanya sentimen positif dan hampir mendekati harga tertinggi sekitar RM 3.900/ton selama 1 dekade.

Baca Juga: Swiss buka pintu ekspor CPO Indonesia, bisa jadi jalan ke negara Eropa lain

Elvi pun mengatakan, di tahun ini MGRO akan fokus untuk memaksimalkan kapasitas produksi yang telah terpasang agar dapat meningkatkan hasil produksi.

Dengan demikian, MGRO pun menargetkan pertumbuhan produksi di tahun ini akan tumbuh 20% dari target produksi di tahun lalu sekitar 230.000 ton. Sementara untuk penjualan ditargetkan dapat tumbuh hingga 40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×