kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gara-gara virus corona, API proyeksi industri TPT kontraksi 1,3% di 2020


Kamis, 07 Mei 2020 / 13:08 WIB
Gara-gara virus corona, API proyeksi industri TPT kontraksi 1,3% di 2020
ILUSTRASI. Industri tekstil dan produk tekstil diprediksi kontraksi di 2020


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona atawa Covid-19 yang memukul perekonomian dalam negeri membuat sejumlah industri bertekuk lutut. Alhasil, banyak industri yang memilih untuk merevisi target yang dibuat di awal tahun.

Salah satunya adalah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang memilih merevisi target setelah melihat geliat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam empat bulan pertama 2020. 

Sekretaris Jenderal API Rizal Tanzil Rakhman bilang, asosiasi merevisi target yang semula diprediksi tumbuh sekitar 3,5% menjadi kontraksi 1,3%. Ini pun dengan catatan, keadaan sudah membaik pada bulan Juli mendatang. 

Baca Juga: Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020

Maksudnya, saat itu pasar ekspor maupun domestik sudah dibuka dan kebijakan pembatasan sosial sudah ada kelonggaran. 

Namun dari hasil riset Rizal, kondisi penyebaran virus corona ini diprediksi bisa berlangsung hingga September mendatang. Artinya, tekanan menciutnya pasar domestik dan ekspor akan semakin tajam dan lama. 

"Saat ini kondisi sudah sangat berat. Utilitas rata-rata pabrik nasional sudah di bawah 10% karena tidak ada pasar baik lokal maupun ekspor. Alhasil sebagian pabrik sudah pada tutup," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5). 

Rizal bilang, ketahanan industri saat ini untuk bertahan selepas Mei hampir tidak mungkin, karena kas perusahaan sudah habis. "Dan paling cepat 1 tahun hingga 1,5 tahun untuk pemulihan jika sudah tutup," tegas dia. 

Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, pelaku industri mulai dari makanan hingga sawit pangkas target

Beberapa waktu lalu Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja bilang, selain banyak order yang dibatalkan, pengusaha garmen sudah mulai kehabisan kas karena pembayaran hasil ekspor maupun domestik tidak mengalir.

"Ada pengusaha yang melapor, pembayaran dari departement store yang dijanjikan cair di  April tidak kunjung dibayar. Bahkan ditunda sampai Mei," jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual, Senin (27/4). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×