kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GBC Indonesia: Konsep smart building jangan jadi jargon semata


Rabu, 31 Juli 2019 / 23:31 WIB
GBC Indonesia: Konsep smart building jangan jadi jargon semata


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iwan Prijanto, Chairman Green Building Council (GBC) Indonesia menilai konsep smart building atau bangunan pintar harus dilandasi dengan mindset dan tata aturan terlebih dahulu, sebelum bertolak ke arah pembangunan.

Ditemui dalam seminar International Built Environment Week (IBEW) 2019, dirinya menjelaskan saat ini konsep dan makna smart building atau smart city kerap menjadi jargon kosong belaka bagi sebagian pihak.

Baca Juga: Tridium Malaysia: Pembangunan smart building tidak terpisahkan dari smart city

"Untuk memulai pembangunan 'smart' harus diperhatikan dari sisi policy sampai ke tahapan disposal, atau pembuangan aset. Bangunan pintar adalah bangunan efisien terotomasi yang memberi manfaat. Semua tahapan perlu terintegrasi agar perspektif lebih terpadu. Dalam pengerjaannya konsisten. Itu yang dinamakan smart building, bukan jargon marketing semata," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/7).

Dirinya juga menambahkan, beberapa pihak kerap pula mengartikan konsep smart building sebagai cara membeli teknologi canggih lebih mahal.

Padahal menurutnya, konsep smart building bisa dijalankan dengan biaya rendah. "Jika sejak tahapan persiapan dari planning design terpadu, hasilnya dapat lebih murah," ungkapnya.

Baca Juga: IBEW 2019 pertemukan profesional konstruksi dan pengembang di Singapura

Sementara Louise Chua, project director IBEW 2019 menambahkan, konsep pembangunan smart building di Singapura dalam beberapa tahun terakhir sangat berkembang karena didukung oleh pemerintah setempat.

Dukungan tersebut berupa memberi subsidi gedung, memberi pelatihan, dan terus mengecek perawatan gedung secara berkala.

"Dalam prosesnya ada penggunaan teknologi seperti drone inspection, menggunakan teknologi Virtual Reality (VR), analisis dan big data. Semua diimplementasikan dalam pembangunan smart building yang berkelanjutan," jelas Chua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×