kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gurihnya pasar edamame


Selasa, 17 Januari 2017 / 06:56 WIB
Gurihnya pasar edamame


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Produk kedelai Jepang dalam negeri ternyata makin diminati pasar mancanegara. Kedelai yang lebih dikenal dengan edamame ini permintaannya makin meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan kebutuhan edamame dunia mencapai 100.000 ton per tahun.

Bagi Mitratani pasar ekspor adalah tujuan utama. Sepanjang 2016, Mitratani bisa memproduksi 7.100 ton edamame. Sebanyak 5.000 ton atau 70,42% dialokasikan untuk penjualan ekspor.

Sedangkan sisanya, 2.100 ton atau 29,58% dipasok ke pasar domestik. Pendapatan perusahaan dari ekspor edamame diperkirakan mencapai 10,75 juta US$. Harga jual ekspor edamame rata-rata 2,15 US$.

Direktur Utama Mitratani Dua Tujuh, Guntaryo mengatakan negara tujuan ekspor edamame, yakni Jepang, Eropa, Amerika, Australia, sebagian Timur Tengah, Singapura dan Malaysia. "Sebanyak 80% edamame kami ekspor ke Jepang. Sisanya 20%, diekspor ke negara-negara lain," terangnya.

Ia menyebutkan, di tahun 2017 ini, Mitratani menargetkan produksi edamame hingga 7.900 ton. Dengan kata lain, jumlah ini meningkat 800 ton dibanding produksi tahun lalu. Dari angka tersebut, Mitratani mengalokasikan ekspor sekitar 5.200 ton.

Dan selebihnya disimpan sebagai pasokan domestik. "Kami juga sedang menggenjot untuk kebutuhan lokal sendiri," jelas Guntaryo.

Ia mengalokasikan 2.700 ton edamame untuk kebutuhan domestik. Permintaan edamame domestik diprediksi akan meningkat sekitar 20% - 25% sepanjang tahun 2017.

Besarnya potensi pasar edamame, baik di dalam negeri maupun ekspor rupanya menarik minat perusahaan lain. Salah satu pemain baru dalam bisnis edamame adalah PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, lewat anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT).

Sebelumnya, anak perusahaan ini bernama PT Gading Mas Indonesia Tobacco, fokus pada bisnis tembakau. Namun sejak 2012, perusahaan tersebut banting setir ke usaha agribisnis dan pangan. Salah satu komoditas yang tengah digenjot produksinya adalah edamame. Rencananya, GMIT juga siap membidik pasar ekspor. Selama ini, eksportir utama edamame hanya PT Mitratani Dua Tujuh.

Lucas Kurniawan, Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya mengatakan perusahaan bakal menyasar pasar mancanegara mulai tahun ini.

GMIT tengah mempersiapkan fasilitas gudang berpendingin udara (cold storage) agar rencana ekspor bisa terealisasi. Fasilitas cold storage ditargetkan mulai beroperasi semester II tahun ini. "Kami akan ekspor edamame ke Jepang dan China," ungkap Lucas.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×