kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga karet perpotensi ada perbaikan, ini pemicunya


Kamis, 27 Desember 2018 / 19:38 WIB
Harga karet perpotensi ada perbaikan, ini pemicunya
ILUSTRASI. Penyadapan karet


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai rapat International Tripartite Rubber Council (ITRC) pada pertengahan Desember 2018, pasar global merespon baik atas perbaikan harga komoditas karet.

"Catatan IRCO (International Rubber Consortium Limite di minggu ketiga setelah meeting ITRC, pasar merespon positif dimana harga naik menjadi US$ 1.35 per kg, dimana harga sebelumnya US$ 1.31 per kg," kata Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemdag), Kasan Muhri, Kamis (27/12).

Bukti respon pasar yang positif ini akan kembali dibicarakan lagi untuk perbaikan harga karet di 2019 dengan rapat ITRC di Januari 2019.

"Masih akan ada meeting lanjutan di Januari. Bukan keputusan harga tapi tidakan untuk memperbaiki harga karet yang saat ini masih rendah," ungkapnya.

Ia melanjutkan dalam meeting sebelumnya usulan harga adalah US$ 1.4 per kg hingga US$ 1.5 per kg yang akan dilakukan oleh tiga negara peserta ITRC yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand. "Ini yang akan di tunggu-tunggu pasar," tambahnya.

Menurut Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia ( Gapkindo) Moenardji Soedargo harga karet untuk Perdagangan TSR20 bulan Maret 2019 di Bursa SGX harga karet sudah membaik yakni di angka SGD 1.28 per kg.

Namun, Kasan menganggap harga tersebut masih rendah. "S$ 1.28 itu Singapura harganya lebih rendah daripada harga real di lapangan," ujar Kasan.

Moenardji menyebut, kenaikan harga karet, dipicu oleh potensi pasok dunia tidak sebesar yg diasumsikan pasar. Namun ia tidak juga akan menunggu pengumuman dari rapat ITRC tahun 2019.

"Pergerakan harga di Bulan Desember ini hingga hari ini sudah membaik dipicu oleh antisipasi bahwa ternyata fundamental pasar lebih bagus," jelasnya.

Catatan Kemdag menyebutkan bahwa ekspor di tahun 2018 dari Januari hingga November senilai US$ 5,9 miliar dengan volume 3,3 juta ton.

Ekspor di tahun ini dinilai turun 17% untuk nilainya dan naik 8% untuk volumenya. "Ini target 2018 turun karena harga juga turun, jadi di bawah target," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×