kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HM Sampoerna pilih kerek harga tiap bulan


Kamis, 28 Juli 2016 / 12:50 WIB
HM Sampoerna pilih kerek harga tiap bulan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Karakter rokok sebagai produk yang tak sensitif harga menguntungkan pemain bisnis tersebut. Karena itu, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tak was-was ditinggalkan oleh konsumen meski menaikkan harga jual rokok setiap bulan pada produk yang berbeda.

Hanjaya Mandala Sampoerna atawa HM Sampoerna beralasan, penaikan harga jual untuk mengimbangi penaikan cukai rokok oleh pemerintah saban tahun. "Tahun ini sudah tujuh kali naik harga dan rata-rata kenaikan harga 10%," beber President Director PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Paul Janelle, saat ditemui KONTAN, Senin (25/7).

Tahun ini pemerintah sudah menetapkan kenaikan tarif cukai rokok melalui PMK 198/PMK.010/015. Rata-rata kenaikan tarif sebesar 11,19%. Pemerintah memastikan, tahun 2017 cukai rokok bakal naik lagi. Itu sejalan dengan peta jalan pemerintah untuk mengurangi konsumsi rokok.

Dalam rilis HM Sampoerna, Rabu (27/7), perusahaan itu mengklaim sebagai pembayar pajak terbesar 2015 bagi negara. Besaran pajak yang mereka bayar tahun lalu sekitar  Rp 67,2 triliun.

Sementara lewat penaikan harga jual tadi, HM Sampoerna berharap bisa menjaga pos laba. Namun perusahaan yang tercatat dengan kode HMSP di Bursa Efek Indonesia tersebut sadar, tak mudah mempertahankan keuntungan di tengah kondisi ekonomi yang mereka rasa masih sulit.

Untuk itu, HM Sampoerna juga membarengi strategi lewat penetrasi produk baru. Adapun sejak tahun lalu, perusahaan tersebut getol memperkenalkan produk rokok merek U Bold. Hingga Februari 2016, mereka sudah menancapkan jaringan pemasaran U Bold di 19 kota. "Sebelum Lebaran, kami ekspansi lagi di dua kota yang berada di luar Jawa," terang Paul.

Dampak dari ekspansi pasar U Bold sudah terasa. Menurut catatan internal HM Sampoerna, penjualan produk tersebut terus mendaki. Sayang, mereka tidak mau membeberkan nilai penjualan U Bold.

Kinerja tumbuh

Yang pasti, penjualan bersih dan laba bersih HM Sampoerna pada semester I 2016 masih mengepul. Pada periode tersebut, penjualan bersih HMSP naik 8,22% menjadi Rp 47,34 triliun. Sementara laba bersih tumbuh 22,69% menjadi Rp 6,15 triliun.

Kembali mengacu pada rilis HM Sampoerna, Rabu (27/7), perusahaan itu mengaku mempertahankan 34,1% pangsa pasar rokok di Indonesia. "Ini merupakan bukti kepercayaan dari para perokok dewasa, merek yang kuat, staf yang berdedikasi dan komitmen bisnis kami dengan rekan," kata Paul dalam rilis tersebut.

Menurut riset Mandiri Sekuritas per Juli 2016, rata-rata kenaikan harga rokok 1% secara bulanan atau month on month (mom). Dengan kata lain, 6,3% sejak awal tahun atau year to date (ytd). Adapun rata-rata kenaikan harga rokok HMSP 1,6% mom.

U Bold adalah pendorong pertumbuhan kinerja HM Sampoerna pada periode mom Juli 2016. Pertumbuhan penjualan merek itu 4% mom. Selanjutnya di posisi kedua adalah merek rokok Dji Sam Soe Magnum Blue 16 yang mencatatkan pertumbuhan penjualan 2,6% mom.

Selain dua merek rokok tersebut, HM Sampoerna juga memasarkan Sampoerna A,  Sampoerna Kretek dan U Mild. Mereka juga mendistribusikan rokok merek internasional, yakni Marlboro.

Sejauh ini, HM Sampoerna mengoperasikan tujuh fasilitas produksi di Jawa. Perusahaan itu juga bermitra dengan 38 pihak ketiga untuk menyuplai produk. Sementara jaringan distribusi mereka tersebar melalui 106 titik di seluruh Indonesia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×