kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia ekspor cabai kering 21 ton ke Pakistan


Minggu, 22 November 2020 / 23:11 WIB
Indonesia ekspor cabai kering 21 ton ke Pakistan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia melepas ekspor cabai kering asal Sulawesi Selatan sebanyak 21 ton ke Pakistan.  Ekspor cabai kering ini dilakukan oleh PT Ransu Navigasi Nusantara.

"Ini sesuatu yang menggembirakan karena pertanian tidak hanya tumbuh secara masif untuk kepentingan ketahanan pangan, tetapi juga ekspor kita terus berkembang. Bahkan tidak hanya dalam bentuk kuantitasnya, tapi juga beragam komoditi seperti cabai bisa di ekspor ke pakistan untuk campuran pewarna tekstil mereka," kata  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11).

Syahrul mengatakan, ekspor cabai kering ini merupakan ekspor kedua kali, dimana Indonesia juga pernah mengekspor cabai kering ke Jepang. Menurutnya, ekspor ke Jepang mencapai 23 ton yang dikirim secara bertahap.  

Syahrul pun melihat ini sebagai potensi ekspor melihat cabai bisa dipanen setiap saat. "Ini menjadi prospek karena komoditas cabai bisa kita panen setiap saat. Bahkan potensi kita juga cukup tinggi. Sekarang ini mereka punya kontrak 100 ton, tapi ke depan kami siap backup untuk ekspor di angka 1.000 ton," katanya.

Lebih lanjut Syahrul mengatakan, ekspor ke pasar baru di Asia bukanlah sesuatu yang mudah. Menurutnya, eksportir selalu dihadapkan dengan perizinanan dan tingkat kepercayaan terhadap suatu negara.

Baca Juga: Di tengah pandemi Covid-19, ketahanan pangan Indonesia disorot

Karenanya, dia meminta agar pengusaha dan eksportir terus berjalan konsisten walau komoditas yang diekspor masih sebatas komoditas biasa.

"Jangan diukur seberapa besar uangnya karena yang paling penting kita tidak istirahat langkahnya,"' ujar Syahrul,

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan)  Ali Jamil mengatakan, hilirisasi produk pertanian menjadi salah satu fokus upaya peningkatan ekspor nasional.

"Produk pertanian segar yang tidak tahan lama atau bersifat perishable maka harus dilakukan hilirisasi yang memberi nilai tambah dan menjamin keberterimaan produk di negara tujuan, karena tidak mudah rusak dan mutu terjaga," katanya.

Adapun selain ekspor cabai kering, Syahrul juga melepas komoditas pertanian asal sub sektor perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura seperti biji, kulit, cangkang, kelapa parut, karet, porang, cincau hitam, pisang, manggis hingga kencur dengan total 114,1 ton atau senilai Rp 21,3 miliar dengan negara tujuan benua Asia dan Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×