kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat (ISAT): Kami akan fokuskan di data 80%


Senin, 02 Desember 2019 / 14:33 WIB
Indosat (ISAT): Kami akan fokuskan di data 80%
Telco Outlook 2020 di Jakarta (2/12/2019).


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) masih menempatkan fokus pada penjualan kuota data sebesar 80% dan sisanya fokus memperkecil latensi.

Hendry Mulya Syam, Chief Sales and Distribution Officer Indosat Ooredoo, menjelaskan langkah tersebut merupakan salah satu cara mengejar ketertinggalan tahun lalu. Untuk mengejarnya, ISAT juga getol membangun infrastruktur berupa menara telekomunikasi.

Baca Juga: Telekomunikasi Indonesia (TLKM) proyeksikan pendapatan tahun ini tumbuh single digit

"Kami cukup agresif membangun infrastruktur pada 2018 sampai 2019 ini. Hasilnya, kuartal III 2019 kami cukup baik, on target," ujarnya saat menjadi pembicara pada Telco Outlook 2019 di Aston Priority Hotel, Jakarta Selatan, Senin (2/12).

Melihat dari laporan keuangan ISAT pada kuartal III 2019, pihaknya masih belum berhasil keluar dari derita kerugian walau rugi bersih berhasil menurun 81,51% secara year on year (yoy) menjadi Rp 284,59 miliar dari rugi bersih sebelumnya Rp 1,25 triliun. 

Membaiknya kinerja ISAT didukung dari peningkatan pendapatan yang tumbuh 12,4% menjadi Rp 18,85 miliar. Peningkatan tersebut berasal dari pendapatan selular naik 14,5% menjadi Rp 15,08 triliun.

Pendapatan multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) meningkat 7,61% menjadi Rp 3,25 miliar. Namun pendapatan telekomunikasi tetap justru turun 8,5% menjadi Rp 520,35 miliar. 

Baca Juga: Rekomendasi teknikal saham INTP, WTON, ISAT untuk perdagangan Selasa (26/11)

Sementara itu, total liabilitas ISAT melonjak 13,48% menjadi Rp 46,53 triliun. Namun total ekuitas turun 2,47% menjadi Rp 11,84 triliun. Tak ayal total aset ISAT naik menjadi Rp 58,37 triliun dari sebelumnya Rp 53,14 triliun.

Sebagai informasi, pada 14 Oktober lalu, ISAT tercatat menandatangani perjanjian jual beli untuk menjual 3.100 menara telekomunikasi dengan nilai mencapai Rp6,39 triliun. Secara bersamaan, pihak ISAT menyewa ruang menara dari pembeli selama 10 tahun.

Untuk langkah di masa depan, Hendry berkata pihaknya masih menunggu rampungnya pembangunan Palapa Ring sebelum mendalami daerah timur Indonesia, seperti Maluku dan Papua.

"Hal yang sama juga berlaku untuk pemberlakuan sistem 5G, kami ingin menunggu semua backbone siap sebelum mengeluarkan investasi di sana. Sebagai perusahaan pionir yang mengkomersialisasi 4G di Indonesia, kami melihat persebaran manfaat 4G dan bahkan 3G belum terlalu merata. Maka perlu memikirkan siapa yang akan menerima manfaat dari perkembangan 5G ini," jelasnya lagi.

Baca Juga: Jual 3.100 menara telekomunikasi, Indosat (ISAT) mengantongi restu pemegang saham

Ia melihat tantangan 2020 dalam hal ekspansi bisnis, adalah melihat kasus pemakaian atau use case. Jika penetrasi kuota data 4G dan 3G dinikmati oleh konsumen dan pemain gim, maka kuota 5G diperkirakan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis B2B.

"Intinya, sebelum mengeluarkan investasi untuk 5G, kami berharap keuntungan dari 4G sudah bisa kembali. Untuk hal tersebut, kami tentu menunggu infrastruktur siap dahulu. Untuk ke depannya, kami masih melihat use case dari 4G dan 5G yang memerlukan latensi di bawah 10 milisekon. Lalu, untuk tahun 2020, kami juga cukup optimistis ada ruang untuk industri Telekomunikasi terus bertahan di tengah estimasi kemunduran perekonomian sampai 4,7%-4,8%," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×