kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri kaca lembaran diproyeksikan tumbuh 5% hingga akhir tahun 2019


Senin, 15 Juli 2019 / 16:53 WIB
Industri kaca lembaran diproyeksikan tumbuh 5% hingga akhir tahun 2019


Reporter: Agung Hidayat, Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki semester dua tahun ini, industri kaca lembaran dinilai bakal bergairah kembali. Permintaan diprediksi bakal meningkat, dimana pada semester sebelumnya bisnis kaca cenderung menurun.

Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan bilang bahwa di semester dua ini pelaku usaha dapat lebih optimis, meski masih mengalami kendala di beberapa bidang.

"Baik kaca lembaran dan (industri) hilirnya cukup optimis. Kami proyeksikan pertumbuhan di kisaran 5% sampai akhir tahun nanti," sebutnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).

Diperkirakan dengan kondisi politik yang lebih stabil, serta kelanjutan kerja proyek infrastruktur diyakini bakal meningkatkan permintaan kaca di sektor seperti properti dan otomotif. Mengenai realisasi produksi dan penjualan di semester satu kemarin, pihak asosiasi belum dapat membeberkannya saat ini.

Yang jelas semester satu tahun ini bisnis kaca, kata Yustinus, masih cukup landai khususnya di properti. "Bahkan sektor otomotif (pengguna kaca pengaman) sepertinya mengalami penurunan," ujarnya.

Kapasitas terpasang nasional di semester dua tahun ini tampaknya belum mengalami penambahan. "Namun perolehan (penjualan) bisa naik bila jenis kaca bernilai tambah lebih tinggi dapat diekspor lebih banyak," kata Yustinus.

Meski untuk memenangkan pasar global, produk kaca Indonesia harus berdaya saing lebih tinggi sementara produsen lokal saat ini masih terganjal harga gas yang tetap tinggi.

Sekadar informasi saat ini kapasitas produksi terpasang industri kaca lembaran nasional telah meningkat menjadi 1,34 juta ton per tahun dari sebelumnya sebesar 1,13 juta ton per tahun. Penambahan ini berasal dari PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) yang melakukan relokasi pabrik sekaligus penambahan lini produksi.

Sementara itu bagi PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), juga memiliki optimisme di di semester dua ini setelah melihat berbagai proyek seperti pembangunan yang mulai berjalan seperti biasa. "Biasanya penjualan di semester dua  55% hingga 60% (dari total revenue), " kata Henry Bun Sekretaris Perusahaan MLIA.

Manajemen yakin penjualan akan lebih baik sebab di semester satu terdapat momentum pemilu dan libur lebaran yang mempengaruhi penjualan, sedangkan di semester dua ini tidak. Apalagi penjualan MLIA lebih banyak ditopang oleh produk kaca untuk bangunan.

Sehingga, lesunya industri otomotif tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan MLIA. Sebagai gambaran, MLIA lebih banyak ditopang oleh produk lembaran kaca, botol kaca, dan glass block. 

Bisnis MLIA pun tertolong dengan penjualan produk botol kacanya. Henry menjelaskan, industri makanan dan minuman yang naik selama puasa dan lebaran menjadi berkah bagi perusahaan.

Di semester dua ini,  penjualan botol lebih difokuskan untuk ekspor, sebelum nantinya kembali memenuhi permintaan dalam negeri ketika natal dan tahun baru. Awal semester II-2019,  industri kaca lembaran dan hilirnya cukup optimis, apalagi setelah rekonsiliasi politik di MRT berjalan dengan sangat kondusif.

Pada kuartal I 2019 ada peningkatan kapasitas terpasang kaca lembaran sebesar 90.000 ton/tahun, sejak dioperasikannya satu tungku baru di kawasan industri Dawuan-Cikampek berkapasitas 210.000 ton sebagai pengganti satu tungku yg telah habis umur teknisnya di Jakarta 120.000 ton/tahun.

Diharapkan produk dapat diserap oleh pasar domestik, di tengah semakin derasnya impor dari Tiongkok dan Malaysia (investasi Tiongkok).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×