kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri karoseri yakin tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional


Selasa, 06 Maret 2018 / 19:48 WIB
Industri karoseri yakin tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional
ILUSTRASI. Bus armada Transjakarta


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melesatnya penjualan mobil komersil nasional tahun lalu ternyata mengungkit industri karoseri. Hal ini memicu optimisme di sektor tersebut untuk menumbuhkembangkan industri nasional.

Sekjen Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), T.Y. Subagyo mengatakan sepanjang pasar sasis (kerangka) mobil meningkat, maka hal tersebut berdampak langsung pada karoseri. "Data penjualan mobil komersil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) itu memang pasar kami, semakin tinggi pasarnya maka karoseri juga membesar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/3).

Sekadar informasi, penjualan untuk segmen truk dan bus di 2017 lalu menurut data Gaikindo meningkat hingga 31%. Menurut Subagyo, pertumbuhan industri karoseri tidak selalu menyamai angka dari kenaikan mobil komersil tersebut.

"Kalau bus ini ditunjang oleh kebutuhan pemerintah dan penggalakan sektor pariwisata. Kami tumbuh selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional," urai Subagyo.

Oleh karena itu, berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah ialah kunci dari bisnis karoseri ini. Asalkan, kata Subagyo, kebutuhan mobil komersil tidak diisi oleh kendaraan impor.

Kemampuan produksi industri karoseri saat ini, menurut Subagyo, menyamai hasil dari penjualan mobil komersil nasional. Sayangnya ia belum dapat membeberkannya lantaran keterbatasan asosiasi mendata ratusan perusahaan karoseri yang tersebar di Indonesia.

Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat kapasitas produksi untuk truk mencapai 93.000 unit setiap tahunnya, dengan penjualan di 2017 mencapai 89.000 unit.

Menurut Subagyo, untuk pulau Jawa dan Sumatra saja jumlah industri karoseri mencapai 550 buah. Dimana hanya 230 perusahaan yang tergabung bersama asosiasi. "Yang besar investasinya paling 10%-15%, sedangkan menengah sekitar 20%. Selebihnya kecil," terangnya.

Saat ini industri karoseri belum mempunyai peraturan khusus terkait sektor tersebut. Subagyo berharap pemerintah mampu mendorong industri ini untuk meningkatkan daya saing dengan peraturan khusus soal bahan baku atau insentif.

Pelaku karoseri seperti Laksana Bus juga merasakan permintaan perseroan meningkat seiring dengan pertumbuhan infrastruktur dalam negeri. Menurut catatan Kontan.co.id, sepanjang 2017 kemarin perseroan memperoleh 40% penjualan dari sektor pemerintah utamanya suplai bus Trans Jakarta.

Di tahun itu Laksana baru saja mengembangkan divisi sasis di pabrik. Divisi ini yang nantinya memproduksi fasilitas penyambungan sasis. Sebab selama ini sasis yang dipasok ukuran pendek, sehingga perlu ekstensi. Sayang, nilai investasi untuk divisi ini belum dibeberkan.

Sepanjang 2017 pabrik ini mampu memproduksi kisaran 1.100 sampai 1.200 unit. Sebagai informasi, Laksana mengoperasikan pabrik di Ungaran dengan dua line produksi untuk keperluan swasta dan proyek pemerintah. Pabrik ini berkapasitas pemasangan karoseri sebanyak 28 bus per minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×