kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri optimistis pasar perawatan tubuh dan kosmetik tahun ini masih cantik


Minggu, 10 November 2019 / 21:43 WIB
Industri optimistis pasar perawatan tubuh dan kosmetik tahun ini masih cantik
ILUSTRASI. Gerai wardah di Pusat perbelanjaan Carefour, Jakarta.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri kosmetik dan perawatan tubuh diperkirakan masih memiliki prospek yang baik di tahun 2019.

Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), Sancoyo mengatakan bahwa kondisi perekonomian nasional masih terbilang kondusif untuk menunjang penjualan produk-produk kosmetik dan perawatan tubuh (personal care).

Baca Juga: Gaya hidup menopang kinerja cantik emiten kosmetik

“Saya rasa prospek penjualan produk-produk kosmetika dan personal care di Indonesia adalah baik mengingat jumlah penduduk, jumlah kelas menengah yang meningkat, dan konsumsi per kapita yang maish rendah,” ujar Sancoyo kepada Kontan.co.id (08/11).

Optimisme yang serupa juga dijumpai pada perusahaan perawatan kesehatan global, Johnson and Johnson Indonesia. Country Leader of Communication & Public Affairs, PT Johnson  & Johnson Indonesia, Devy Yheanne menjelaskan bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar yang besar dalam industri kecantikan.

Mengutip data Euromonitor International bertajuk The Future of Skin Care, Devy mengatakan bahwa untuk pasar skin care saja Indonesia memiliki total pasar lebih dari US$ 2 miliar di tahun 2019. Data yang sama juga menyebutkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi penyumbang terbesar kedua untuk pertumbuhan perawatan kulit dunia.

Di sisi lain, Devy juga menyebutkan bahwa kesadaran konsumen untuk melakukan perawatan diri cenderung masih di Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan. Hal ini dibarengi oleh bangkitnya financial start-ups yang menawarkan pinjaman mikro dan opsi pembayaran cicilan yang mendorong bertambahnya daya beli masyarakat.

Baca Juga: Martha Tilaar berkabung, suaminya yang dikenal sebagai tokoh pendidikan wafat

Lebih lanjut, Devy juga mengatakan bahwa tumbuhnya daya beli masyarakat tercermin pada perekonomian Indonesia yang tumbuh sebesar 5,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) di kuartal III 2019.

“Fakta bahwa perkonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5% tentunya didorong oleh konsumsi rumah tangga, mengingat bahwa 50% perekonomian Indonesia dibentuk oleh konsumsi rumah tangga,” jelas Devy kepada Kontan.co.id (10/11).

Dalam kondisi yang demikian, Devy mengatakan bahwa Johnson and Johnson Indonesia akan memanfaatkan peluang yang ada dengan terus memperkuat dan memperluas jaringan di Indonesia. 

Sembari hal ini dilakukan, Johnson and Johnson Indonesia juga akan terus melakukan strategi brand with purposes dengan melakukan program-program seperti Gerakan Pijat Bayi, gerakan sosial #jammainkita, dan kampanye #Ubahdengansuara, serta kampanye-kampanye sosial lainnya.

Baca Juga: Saham YG Entertainment naik 4,44% sepekan, G-Dragon keluar barak militer

Sementara itu, dari sisi produk, Johnson and Johnson Indonesia berencana terus berinovasi mengeluarkan produk-produk baru yang didasarkan pada kebutuhan pasar serta masukan dari dokter, ilmuwan, dan profesional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×