kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri ponsel Indonesia terus meningkat kapasitasnya


Senin, 28 Januari 2019 / 19:47 WIB
Industri ponsel Indonesia terus meningkat kapasitasnya


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) memproyeksi produksi ponsel dalam negeri akan meningkat di 2019. Alasannya beberapa pelaku vendor akan meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan meningkatnya penjualan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) Hendrik L. Karosekali menjelaskan produksi dalam negeri akan meningkat 5% di tahun 2019. Dari data AIPTI kapasitas produksi dalam negeri bisa mencapai 54 juta unit per tahun. "Impor tiap tahun berkurang dan produksi dalam negeri bertambah," saat ditemui Kontan.co.id, Senin (28/1).

Hal ini menurutnya imbas penerapan kebijakan TKDN yang digagas pemerintah. Di 2017 produksi dalam negeri mencapai 60,5 juta unit dan impor mencapai 11,4 juta unit. Di 2018 lalu menurutnya impor jumlahnya kian berkurang.

Dari data yang sudah diolah AIPTI, jumlah impor periode januari-juni 2018 handphone mencapai 3,8 juta unit dan komputer tablet & genggam mencapai 39.475 unit. Negara importirnya berasal China, Vietnam dan Singapura.

Adapun AIPTI masih melihat beberapa masalah di industri perangkat telematika di dalam negeri. Misalnya 90% mainpart masih tergantung dari impor, belum selarasnya kebijakan terkait dengna logistik. Seperti kebijakan bea impor, costum clearance, maupun pengangkutan. Selain itu biaya logistik yang masih mahal.

AIPTI meminta dukungan penuh dari pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar tetap komitmen untuk mengembangkan industri dalamnegeri melalui dukungan kebijakan, R&D, dan beberapa insentif yang diperlukan oleh industri.

Mengingat siklus hidup produk smartphone dan komputer tablet yang cukup pendek. Selain itu diharapkan Kemenperin dapat menfasilitasi untuk membuka perluasan akses pasar terhadap semua industri manufaktur melalui pejanjingan perdagangan yang mengikat dan jangka panjang.

Diharapkan Kemenperin menfasiitasi terkait dengan pencarian pendaan industri lokal agar mampu bersaing dengan industri global dan menciptakan produk berkelas internasional.

Sedangkan untuk logistik, perlu ada sinkronisasi kebijakan terkait logistik khususnya bea impor, transportasi, custom clearance dan lainnya. hal ini untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi khususnya dari sisi logistik.

Mohamad Ilham Pratama, Manager Public Relations Advan menjelaskan akan ada ekspansi kapasitas pabrik. Saat ini Advan diproduksi oleh PT Bangga Teknologi Indonesia yang pabriknya berada di Kawasan Industri Candi Semarang.

Saat ini, pabrik Advan seluas 15.000 meter persegi. Di pabrik tersebut memiliki 16 line produksi tablet dan smartphone dengan kapasitas 30 ribu per bulan. "Rencana perluasan sekitar 3 hektare dengan target rampung di 2020. Nantinya diharapkan kapasitas produksi bisa bertambah 60%," kata Ilham kepada Kontan.co.id, Senin (28/1).

Menurutnya produksi yang meningkat seiring dengan meningkatnya penjualan. Adapun tahun 2018 pangsa pasar Advan memang menurun menjadi sekitar 5%-6%. Dari tahun sebelumnya yang sebesar 7%. Namun secara volume unit penjualan tetap naik. "Tahun lalu penjualan kami naik 5% sampai 10% menjadi sekitar 5 juta unit. Kami harapkan naik penjualan bisa sama 5%-10%," jelasnya.

Secara produk rencananya ada 8 sampai 10 produk smart phone dan tablet yang diperkenalkan Advan. Tak hanya mengejar bussiness to consumer (B2C), Advan juga membidik kerjasama bussiness to bussiness (B2B dengan perusahaan ritel serta Bussiness to goverment (B2G) dengan instansi pemerintah.

Aryo Meidianto, Public Relation Manager Oppo Indonesia belum mau menjelaskan rencana ekspansi pabrik di 2019. Adapun saat ini Oppo dirakit di kawasan Mauk, Tangerang, Banten
"Kalau tahun per tahun kita buat perangkat bukan setiap kali habis terus ditambah produksi. Kita punya angka yang susah dianggarkan tersendiri," jelas Aryo kepada Kontan.co.id,Senin (28/1).

Menurutnya Oppo tidak punya target penjualan tertentu. Menurutnya target perusahaan lebih ke arah "top of mind" konsumen. "Sekarang kita mau dilihat sebagai perusahaan teknologi dimana perangkat yang akan hadir itu banyak di susupi teknologi baru," jelasnya. Adapun dalam setahun perusahaan mempunyai kebijakan menjaga model produk sebanyak enam sampai delapan model saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×