kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri ritel diproyeksikan tumbuh 10%, ini pemicunya


Jumat, 17 Januari 2020 / 23:21 WIB
Industri ritel diproyeksikan tumbuh 10%, ini pemicunya
ILUSTRASI. Hiasan Imlek di Pusat Perbelanjaan: Lampion-lampion dan hiasan bernuansa Imlek menghiasai pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Sabtu (11/1). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai pertumbuhan ritel tahun ini 10%.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ritel di Indonesia tahun ini diproyeksikan masih akan tumbuh dibandingkan tahun lalu. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai pertumbuhan ritel tahun ini 10%.

Roy Mandey, Ketua Umum Aprindo menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan tren industri ritel di Indonesia. "Pertama kami lihat ada semangat pemerintah menjalankan kebijakan omnibus law," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (17/1).

Menurut Roy, melalui kebijakan tersebut dapat memudahkan para peritel dalam proses perizinan untuk meningkatnya asetnya. Selain itu, terkait omnibus law pihaknya juga berharap kelonggaran juga atas investasi padat karya sehingga memungkinkan banyak perusahaan masuk dengan membuka pabrik untuk menyerap tenaga kerja.

Baca Juga: Mothercare gulung tikar di Inggris, apa kata Aprindo soal nasib industri ritel?

Kemudian, Aprindo melihat pemerintah juga menaruh perhatian pada tingkat konsumsi yang mana tahun ini inflasi tetap dijaga pada angka 3%-3,2%. Dia melanjutkan, walaupun secara angka ada perubahan yakni pada 2019 di 2,8%, hanya saja dengan tingkat inflasi di bawah 3% maka menandakan tingkat konsumsi masyarakat rendah.

Karenanya, pihaknya melihat hal tersebut turut dipertimbangkan oleh pemerintah dengan menjaga supaya barang subsidi tidak naik. Juga, Aprindo melihat dari meningkatnya dana desa dibandingkan tahun lalu Rp 70 triliun menjadi Rp 72 triliun di tahun ini.

Baca Juga: Peluang dan tantangan iklim investasi di Indonesia versi ekonom Indef

"Selain itu, program keluarga harapan juga meningkat dari Rp 110.000 jadi Rp 140.000 per bulan sehingga itu mendorong kemampuan konsumsi masyarakat," tuturnya.
 
Dengan hal-hal tersebut, Roy optimistis tahun ini industri ritel masih bisa bertumbuh dibandingkan tahun lalu. Adapun sepanjang 2019 pihaknya memproyeksikan pertumbuhan ritel di kisaran 7%-7,5% dan di tahun ini pihaknya yakin ritel mampu tumbuh mencapai 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×