kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia hunian yang adaptif terhadap pandemi corona


Selasa, 11 Agustus 2020 / 14:48 WIB
Ini dia hunian yang adaptif terhadap pandemi corona
Hunian adaptif pandemi corona dari Aesler


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung delapan bulan lebih, membuat banyak masyarakat menghabiskan waktu di rumah, tak terkecuali generasi millennial. Pengalaman berbulan-bulan bekerja dan melakukan berbagai aktivitas dari rumah, membuat generasi millenial semakin menyadari pentingnya memiliki hunian sendiri.

Mengutip hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 yang dilakukan terhadap 1.007 responden sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, hasrat untuk memiliki hunian sendiri pasca pandemik Covid-19 ini paling banyak diungkapkan oleh responden dari kalangan muda usia 22 tahun - 29 tahun, yakni sebanyak 44%.  Keinginan yang sama juga dilontarkan 36% responden dari golongan usia 30 tahun -39 tahun, dan 27% dari kelompok usia 40 tahun - 49 tahun. Sementara sisanya (16%) dilontarkan oleh responden dengan usia 50 tahun - 59 tahun.

Bagi pelaku bisnis arsitektur, angka-angka di atas menggambarkan adanya dua pekerjaan rumah besar terkait dengan pasar masa depan. Pertama, bagaimana menjawab keinginan dan kebutuhan segmen milenial yang aktif dan dinamis. Dan kedua, secara bersamaan juga harus mampu menjawab tuntutan adaptif terhadap efek pandemi covid-19 yang diperkirakan akan terus menetap.

Baca Juga: Perusahaan Jasa Arsitektur Ini Bermimpi Jadi Emiten Skala Hollywood

Arsitek Rubi Roesli memahami bahwa masalah covid-19 adalah tantangan terbesar bagi dunia arsitektur karena sifat bisnis mereka yang sangat fisikal. Menurutnya, apapun inovasi arsitektur yang dilakukan saat ini, kuncinya adalah perhatian terhadap persoalan kesehatan. “Jadi segala macam bentuk desain harus dibawa ke sana,” ujar founder Biroe Architecture & Interior ini dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (11/8)..

Baca Juga: Pandemi menekan kinerja Ciputra Development (CTRA), ini rekomendasi dari analis

Rubi mengamati, ada kecenderungan perubahan gaya hidup baru di kalangan masyarakat sebagai respon atas kondisi pandemik ini.  Ia melihat, orang-orang menjadi lebih peduli terhadap faktor kesehatan yang diperlihatkan melalui pilihan makanan sehat dan gaya hidup sehat seperti meningkatnya aktivitas berolahraga.

“Bayangkan, sekarang banyak yang tiba-tiba bercocok tanam sayuran di rumah. Selain merupakan tren lifestyle untuk mendapatkan makanan dari sumber yang lebih dekat dan segar, hal itu mungkin juga dilatari kekhawatiran terhadap masalah distribusi pangan,” tambahnya.

Perubahan lain yang ia lihat adalah meningkatnya kecenderungan orang untuk berbelanja online guna meminimalisir interaksi dengan orang lain karena kekhawatiran terhadap penularan kuman.  Selain itu jangan lupa, ada budaya baru di kalangan karyawan yang dipaksa bekerja di rumah selama berbulan-bulan hingga sekarang.

Ruby menangkap, kebutuhan yang terlihat jelas di kalangan konsumen properti terkait kondisi pandemik saat ini adalah ruangan atau space untuk berolahraga dan melakukan hobinya di rumah (walau ukurannya minimalis) serta ruangan yang bisa mengakomodasi kebutuhan bekerja di rumah.

“Kecenderungan seperti ini harus direspon para arsitek. Di saat orang butuh ruang jarak jauh, bisa meeting online dan bicara nyaman di zoom tanpa terganggu suara anak-anak, sementara di sisi lain anak-anak juga butuh ruang untuk belajar online. Dan nggak bisa dipungkiri, orang yang bekerja di rumah juga butuh ‘me time space,” ujarnya lagi. Namun Rubi percaya, dunia arsitek serta pengembang properti akan semakin kreatif mencari solusi atas berbagai masalah tersebut.

Adanya consumer insights di atas dibenarkan oleh Presiden Direktur PT. Aesler Grup International (Aesler), Jang Rony Yuwono. Dalam konferensi pers pasca IPO April lalu, ia mengakui ada cukup banyak permintaan penyesuaian desain arsitektur dengan banyaknya penerapan work from home sejak masa pandemi Covid-19.

Bagi Aesler, kata Jang Rony, merebaknya virus corona adalah tantangan tersendiri untuk menghadirkan desain arsitektur ruang yang lebih kreatif dan mengintegrasikan pola hidup baru. Untuk menghadapi berbagai kejadian tidak terduga seperti pandemi corona ini, Aesler sudah menyiapkan desain hunian dengan konsep yang mereka sebut future proofing home.

Konsep future proofing home, papar Jang Rony, adalah sebuah konsep dalam mendesain sebuah bangunan terutama hunian dengan mindset antisipasi terhadap kejadian tidak terduga di masa depan. Desain itu harus mampu meminimalisasi shock effect dan physical stresses yang terjadi akibat kejadian tidak terduga tersebut. 

“Konsep ini berbeda dengan yang selama ini diusung oleh beberapa arsitek lainnya, yang notabene kebanyakan memberikan solusi sebatas ruang-ruang dengan social distancing ataupun pencegahan melalui penggunaan sekat ruang,” jelasnya.

Lebih dari sekadar kejadian insidental, Jang Rony memahami bahwa kejadian seperti Covid bisa saja terjadi rutin bahkan menjadi siklus tahunan dalam bentuk berbeda. Karena itu, “Ketika mendesain sebuah hunian berskala besar, seorang arsitek juga harus memikirkan berbagai kemungkinan krisis seperti food scarce atau economy breakdown, political war, dan lainnya yang akan mempengaruhi pola hidup dan produk hunian,” ujarnya.

Lalu bagaimanakah desain hunian future proofing home dari Aesler? Jang Rony menjabarkan dalam poin-poin sebagai berikut:

Salah satu sudut ruangan hunian adaptif pandemi corona dari Aesler

Pertama, self sustained lifestyle" in a masterplan – desain hunian yang memungkinkan komunitas di dalam kompleks real estate tersebut memiliki berbagai aktivitas/lifestyle yang lengkap. Hal ini akan membuat kompleks tersebut lebih mandiri, terhindar dari risiko penularan penyakit dari luar.

Kedua, outdoor to Indoor – karena semakin banyak orang meluangkan banyak waktu di rumah, perlu kesan “outdoor” dalam konsep ruangan hunian.

Ketiga,  dynamic and adaptive layout - Pentingnya sebuah tempat/area di rumah yang dapat didedikasikan menjadi sebuah "study corner" atau ruang belajar/bekerja.

Keempat, living and kitchen, heart of home - beberapa bulan terakhir, trend hunian semakin terkonsentrasi pada pemanfaatan living room dan kitchen

Kelima, garden parks home - penghijauan yang memadai sebagai "paru-paru cluster" yang mampu mendorong gaya hidup sehat setiap penghuninya.

Menurut Jang Rony, konsep desain bertema antisipasi ini, juga memberikan kepastian investasi bagi calon investor maupun end user hunian untuk menjaga nilai properti tersebut hingga di masa depan. Ia yakin, produk properti yang didesain dengan konsep ini mampu tahan banting terhadap risiko akibat kejadian tidak terduga di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×