kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia siasat yang disiapkan Kemperin hadapi revolusi industri 4.0


Kamis, 31 Januari 2019 / 20:34 WIB
Ini dia siasat yang disiapkan Kemperin hadapi revolusi industri 4.0


Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Kementerian Perindustrian (Kemperin), Imam Haryono menjelaskan strategi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Menurutnya, Kemenperin telah menerapkan beberapa langkah dan cara strategis untuk meningkatkan daya saing di sektor industri.

Sstrategi yang akan dilakukan di antaranya penguatan vokasi, melalui pendidikan vokasi menuju dual system, pembangunan politeknik di kawasan Industri. "Making Indonesia sebagai salah satu agenda pembangunan nasional untuk mempercepat pencapaian aspirasi menjadi negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030," ujar Imam, Kamis, (31/1).

Imam menambahkan ada strategi lain yang akan dilakukan yaitu mengenai pengembangan kawasan dan sentra industri juga pengembangan wirausaha baru. Targetnya, di tahun 2019 pelaku usaha wirausaha baru akan lahir sebanyak 5.000 orang, E-Smart IKM sebanyak 5.000 IKM, dan Satripreneur sebanyak 20 Pondok Pesantren.

"Periode 2015-2018, Pemerintah telah berhasil mengembangkan 13 kawasan industri baru di pulau Jawa dan luar pulau Jawa, serta 22 sentra industri kecil & menengah (SIKIM) di 22 kota dan kabupaten di luar pulau Jawa," ucap Imam.

Selain itu, program-program lainnya seperti program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle), fasilitas fiskal tax holiday, dan AMMDES (Pengembangan Angkutan Pedesaan) sebagai langkah untuk pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM).

Langkah selanjutnya adalah upaya penguatan aspek vokasi, melalui pendidikan vokasi menuju dual system, pembangungan politeknik di kawasan industri.

"Sehingga nantinya akan ada link and match 3 in 1, sertifikat kompetensi tenaga kerja industri, serta pengembangan SDM." ujar Imam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×