kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini komitmen Aprindo dalam memajukan usaha hilir


Selasa, 28 Agustus 2018 / 17:52 WIB
Ini komitmen Aprindo dalam memajukan usaha hilir
ILUSTRASI. Roy N. Mandey, Ketua Umum Aprindo


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sistem Waralaba (franchising) merupakan salah satu strategi alternatif bagi pemberdayaan Usaha Mikro kecil Menengah (UMKM) dengan posisi UMKM sebagai franchisee.

Akan tetapi strategi ini tidak lepas dari potensi ketidaksetaraan hubungan antara usaha besar sebagai franchisor dan UMKM sebagai franchisee yang dapat menjadi permasalahan dalam hubungan kemitraan mereka.

Terkait dengan hal ini, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengaku sangat memperhatikan jalinan kemitraan antara pengusaha ritel dan pengusaha hilir atau UMKM.

“Intinya Aprindo ini kan sektor hilir dan sangat kami sangat memperhatikan rambu-rambu kemitraan. Kita memperhatikan Permendag Nomor 7 tahun 2013 dan tahun 2012 (tentang waralaba) dan pengaturan terhada modal. Kita berusaha mengikuti,” kata Roy di gedung Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Di Jakarta Pusat, Selasa (28/8).

Potensi ketidaksetaraan yang sering mengemuka diantaranya terkait penggunaan kontrak baku yang disusun oleh franchisor yang mendominasi dalam hubungan kemitraan tersebut. Aprindo megaku terus mengawal aturan tersebut demi sama-sama memajukan usaha.

“Yang kita harapkan aturan ini kita kawal. Kta juga lihat perkembangannya, Aprindo juga tidak hanya fokus di waralaba tapi juga di luar waralaba. Non waralaba yakni juga ada kemitraan dengan warung atau pondok pesantren. Sehingga tidak melulu investasi tapi juga menghilangkan asumsi, dimana retail modern mematikan warung,” tegasnya.

Selain itu ia menegaskan beberapa hal terkait dengan sistem waralaba yang kebanyakan pemiliknya hanya menginginkan uang tanpa mau terlibat secara operasional. Oleh sebab itu, hal ini ke depannya perlu dilakukan pembenahan.

“Francaise kita juga perlu di-update terus tentunya ada pemahaman yang katanya mereka mau uang saja tidak mau operasional. Ini juga perlu diberi teknik dan cara. Apa pun berarti bagi kita. Kita juga mencoba balance dengan mengikuti aturan itu. Harapannya kita memanjukan usaha hilir dan usaha retail kita,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×