kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah upaya yang dilakukan Tridharma Kencana sebelum IPO 2020


Minggu, 03 Februari 2019 / 20:20 WIB
Ini sejumlah upaya yang dilakukan Tridharma Kencana sebelum IPO 2020


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan manufaktur elektronik PT Tridharma Kencana (TDK) berencana menjadi perusahaan terbuka pada 2020 nanti. Untuk itu di tahun ini manajemen perusahan berencana untuk memantapkan kinerja terlebih dahulu.

CEO PT Tridharma Kencana (TDK) Hendryk Karosekali menjelaskan, proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) akan melewati beberapa tahapan. Di tahun 2019, saham TDK akan diakusisi oleh perusahaan baru. "Saya putuskan tahun 2019 akan exit dulu. Saya harus memilih satu perusahaan dalam negeri atau luar negeri untuk masuk menanamkan modal saham baru di perusahaan kami," kata Hendryk kepada Kontan.co.id, Minggu (3/2).

Menurutnya, partner strategis yang akan masuk ke TDK agar bisa meningkatkan pendapatan di 2019. Nanti kedua bila proses akuisisi saham baru selesai nantinya akan perusahaan akan IPO. Dana IPO tersebut akan dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis perusahaan yang memiliki pabrik di Serang, Banten.

Menurutnya perusahaan dalam negeri akan akuisisi 40% saham dari TDK. Dan menyisakan saham 60% untuk perusahaan TDK sebagai pengendali utama bisnis perusahaan. Sedangkan perusahaan asing menginginkan 67% saham TDK. Tetapi perusahaan asing tersebut menjanjikan ada omset bagi TDK bila mereka jadi pemilik saham utama.

"Saya masih belum memutuskan yang mana. Tapi saya rasa bisnis saya yang dirintis sejak tahun 2002 sudah cukup dewasa untuk berkembang menjadi perusahaan terbuka," katanya.

Adapun untuk tahun ini, TDK berencana meningkatkan pendapatan perusahaan. Tahun lalu, TDK diklaim meraih pendapatan mencapai Rp 800 miliar. Dan di tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp 1,6 triliun sampai Rp 1,7 triliun.

Salah satu proyek yang diyakini menjadi recurring income bagi perusahaan yakni dari proyek pemerintah. Sebelumnya, TDK sebagai perusahaan manufaktur banyak memproduksi alat elektronik seperti Philips, Haier, Huawei dan untuk perusahaan BUMN seperti PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI).

"Tahun ini banyak kami jual handphone merk Wiko, aplikasi dan internet of things (iot) untuk proyek pemerintah yang skupnya nasional," jelasnya. Sayangnya informasi detail mengenai produknya belum dibeberkan sampai waktu peluncuran akan tiba.

Namun Hendryk memastikan proyek tersebut asalnya bukan dari dana APBN. Sehingga murni investasi yang ditanamkan oleh perusahaan pelat merah.

Pabrik perusahaan ini berlokasi di Serang, Banten. Pabrik tersebut memiliki kapabilitas untuk produksi alat telekomunikasi dan elektronik. Untuk telekomunikasi ada tiga produk yang dihasilkan. Pertama untuk kapasitas produksi smarpthone mencapai 370.000 unit per bulan. Perusahaan juga produksi IPTV set top box dengan kapasitas 210 ribu unit per bulan. Serta satu line produksi untuk memproduksi signal base station.

Sedangkan untuk elektronik ada dua bagian. Pertama untuk kapasitas produksi televisi dan monitor mencapai 72.000 unit per bulan. Sedangkan untuk air conditioner (AC) mencapai 31.500 unit per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×