kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,59   -6,76   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intikeramik Alamasri menjalin kerjasama produksi


Selasa, 06 Maret 2018 / 11:47 WIB
 Intikeramik Alamasri menjalin kerjasama produksi
ILUSTRASI. Direksi PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk


Reporter: Agung Hidayat, Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga tahun terakhir sejak tahun 2015, kinerja keuangan PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk terus melorot. Demi mengerem penurunan kinerja periode selanjutnya, mereka akan menjalin kerjasama produksi keramik dengan mitra bisnis di luar negeri.

Kerjasama produksi tersebut bersifat jangka pendek. Jadi, Intikeramik akan membeli produk dari mitra bisnis di luar negeri. "Kami poles dan tingkatkan kualitas lagi, ini lebih efisien lagi ketimbang produksi di Indonesia," ujar Yohas Raffli, Direktur Utama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, Senin (5/3).

Demi mendukung rencana bisnis itu, Intikeramik menyiapkan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 14 miliar. Mereka akan menggunakan capex untuk meremajakan mesin pada level hilir produksi seperti pemolesan.

Rencana Intikeramik yang lain adalah menjalin kerjasama dengan perusahaan asing, untuk meningkatkan kemampuan produksi. Jadi, perusahaan berkode saham IKAI di Bursa Efek Indonesia tersebut akan melakukan otomatisasi produksi. Misalnya saja, dalam pekerjaan pengemasan yang selama ini mereka lakukan secara manual.

Lewat aneka strategi tadi, Intikeramik berharap bisa mengempit margin kotor sebesar 30% dari bisnis keramik. "Dengan target volume penjualan kurang lebih 1 juta meter persegi (m²)," harap Yohas.

Maklum, ongkos produksi keramik yang mahal di dalam negeri masih menjadi keluhan Intikeramik hingga kini.
Akibatnya, mereka susah mengambil margin. Pada saat yang bersamaan, lesu pasar sektor properti dan real estat semakin menurunkan penjualan keramik mereka.

Sambil mencari solusi atas bisnis keramik yang kian rapuh, Intikeramik mengembangkan bisnis perhotelan. Mereka melaju melalui PT Mahkota Artha Mas, PT Realindo Sapta Optima dan PT Mahkota Properti Indo Medan. Ketiganya membangun hotel di Ubud, Bali dan Medan, Sumatra Utara. Pada semester II 2018 nanti, Mahkota Artha Mas akan memulai pembangunan hotel di Ubud.

Dalam pemberitaan KONTAN sebelumnya, manajemen Intikeramik pernah mengatakan kalau pembangunan proyek properti memanfaatkan produk keramik sendiri. Dengan begitu, penjualan keramik bisa ikut terdongkrak.

Bisnis properti tak sekadar diversifikasi usaha bagi Intikeramik tapi juga bekal optimisme baru bagi Intikeramik. Makanya, mereka percaya diri mematok pendapatan bersih Rp 140 miliar. "Sedangkan di tahun 2019 nanti kami harapkan bisa Rp 180 miliar," tutur Yohas.

Tak hanya topline, Intikeramik berharap tahun ini bottomline tahun ini biru, Mereka berharap mengantongi untung Rp 24 miliar. Kalau target laba bersih tahun depan sebesar Rp 36 miliar.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×