kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi di Lapangan Jangkrik hemat US$ 300 juta


Selasa, 21 Maret 2017 / 20:20 WIB
Investasi di Lapangan Jangkrik hemat US$ 300 juta


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tahun ini, Indonesia akan mendapatkan tambahan produksi gas. Salah satunya dari produksi gas pertama Lapangan Jangkrik. Lapangan Jangkring yang dioperatori Eni Muara Bakau B.V. diproyeksi bisa memproduksi gas hingga 450 mmscfd.

Untuk bisa memproduksi gas dari Lapangan Jangkrik dibutuhkan investasi sebesar US$ 4,2 miliar. Angka tersebut lebih hemat US$ 300 juta dari rencana investasi awal sebesar US$ 4,5 miliar.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menyebut, penghematan investasi di Lapangan Jangkrik dipengaruhi oleh efisiensi yang dilakukan oleh pemegang participating interest (PI) di Lapangan Jangkrik. Selain itu, menurutnya, penurunan harga minyak dunia mempengaruhi nilai investasi hulu migas.

"Karena harga minyak turun, beberapa komponen biaya turun," ujar Wiratmaja, Selasa (21/3).

Produksi gas pertama Lapangan Jangkrik dijadwalkan mulai pertengahan tahun ini. Kapal FPU Jangkrik pun sudah siap beroperasi di Blok Muara Bakau yang berlokasi di Cekungan Kutei, lepas pantai Selat Makassar, sekitar 70 km dari garis pantai Kalimantan Timur untuk mengolah produksi gas dari Lapangan Jangkrik. Kapal FPU Jangkrik memang dirancang untuk pengolahan gas dengan kapasitas hingga 450 mmscfd.

Sebanyak 10 sumur produksi gas bawah laut yang telah dikompresi dan siap untuk diproduksi nantinya akan dihubungkan dengan FPU yang kemudian akan mengolah dan menyalurkan gas menggunakan pipa bawah laut sepanjang 79 km. Sselanjutnya ke darat yaitu ke dalam jaringan produsen gas Kalimantan Timur dan pada akhirnya kepada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan Kilang LNG Bontang.

FPU Jangkrik berfungsi sebagai penyulingan dan menstabilkan kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi setempat dan berakhir di kilang kondensat Senipah.

Sekadar informasi, Blok Muara Bakau dioperatori oleh ENI Muara Bakau B.V sejak 2002 dengan kepemilikan saham sebanyak 55% dan mitranya Engie E&P sebesar 33,3%, serta PT Saka Energi Muara Bakau sebesar 11,7%. Penemuan gas pertama didapatkan pada tahun 2009 pada garis sumur Jangkrik-1. Di blok yang sama, sekitar 20 km di sebelah Timur Laut Lapangan Jangkrik, ditemukan lapangan Jangkrik North East pada tahun 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×