kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IPA: Potensi migas Indonesia masih melimpah


Selasa, 25 Februari 2020 / 21:40 WIB
IPA: Potensi migas Indonesia masih melimpah
ILUSTRASI. SKK Migas mencanangkan target produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari pada 2030.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Petroleum Association (IPA) dalam sesi diskusi terbatas NEXTGen Forum dengan topik The Future Energy Jobs memaparkan potensi minyak dan gas bumi Indonesia masih tergolong melimpah.

Asal tahu saja, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencanangkan target produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari pada 2030. Hal itu didasarkan pada data yang menunjukkan masih banyak potensi cadangan migas yang masih tersimpan di perut bumi dan belum dieksplorasi.

Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo bilang dari sebanyak 128 cekungan di Indonesia, masih ada 35 cekungan yang perlu dikembangkan dan 73 lainnya yang belum dieksplorasi.

Baca Juga: Simak strategi Pertamina untuk kejar target produksi minyak 1 juta barel pada 2030

Ia melanjutkan, SKK Migas menyakini masih adanya potensi cadangan migas yang sangat besar. Kondisi tersebut memberikan harapan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih dapat berkembang di masa mendatang.

“Untuk memaksimalkan potensi yang ada tersebut, kita harus melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda tetapi tetap dengan konteks positif. Business unusual itu berarti melakukan pekerjaan yang masif, agresif, dan efisien. Saya yakin hanya anak-anak muda bisa karena perubahan ada di tangan kalian,” ujar Wahju dalam siaran pers, Selasa (25/2).

Wahju melanjutkan, langkah ini perlu dilakukan kendati industri migas sudah terlanjur dilabeli sebagai industri yang meredup (sunset industry).

Sementara itu, Managing Director Schlumberger Indonesia Devan Raj, menjelaskan, sejauh ini dimungkinkan adanya inovasi dalam hal teknologi pada proyek-proyek migas. Inovasi sangat dibutuhkan demi optimalisasi kinerja eksplorasi dan produksi migas nasional.

Baca Juga: Harga Minyak Kembali Terempas, Pelemahan Diprediksi Berlangsung Lama

Selain itu, Devan menjelaskan, pemanfaatan teknologi juga dapat membantu menemukan lapangan-lapangan baru dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas.

Devan juga menegaskan, digitalisasi yang terjadi di hampir semua industri itu tetap memerlukan energi. Oleh karena itu, upaya pencarian sumber energi termasuk migas menjadi sangat penting.

“Di industri migas, digitalisasi tidak bertujuan untuk mengganti peran tenaga kerja. Tetapi, teknologi justru membantu menghasilkan pekerjaan yang cepat, tepat, dan lebih baik,” jelas Devan dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga: Tahun lalu SKK Migas borong 180.000 ton pipa dan baja lokal untuk proyek hulu migas

Di sisi lain, Surveillance & Optimization Engineer Area-1 PT MedcoEnergi Indonesia Nayesha Shafira mengungkapkan, diperlukan peranan generasi milenial dalam industri migas. "Perlu ada pemikiran yang positif dan mampu belajar dari sekitar," ujar Nayesha.

Forum diskusi IPA melibatkan beberapa pihak, diantaranya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, SKK Migas, IPA, dan Dyandra Promosindo.

Sekedar informasi, acara ini merupakan bagian awal dari rangkaian acara pre-event Pameran dan Konvensi ke-44 IPA atau biasa disebut IPA Convex yang pada tahun ini merupakan acara ke-44 dan akan diselenggarakan pada 2–4 September 2020, di Jakarta Convention Center.

Baca Juga: Ini Dampak dari Minimnya Investasi di Sektor Eksplorasi Migas

IPA menjelaskan, diharapkan, kehadiran generasi muda pada industri hulu migas nasional akan terus meningkat sehingga pada akhirnya industri ini dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai ketahanan energi di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×