kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Itama Ranoraya jajaki pasar India untuk tambah portofolio penjualan alat kesehatan


Selasa, 19 November 2019 / 14:35 WIB
Itama Ranoraya jajaki pasar India untuk tambah portofolio penjualan alat kesehatan
ILUSTRASI. Pencatatan perdana Itama Ranoraya Tbk Resmi IPO, saham Itama Ranoraya (IRRA) melesat 49,73%.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) akui sedang menguatkan kerjasamanya dengan India untuk menambah portofolio penjualan alat kesehatannya di Indonesia. Adapun ditargetkan pada 2020 mendatang, emiten berkode saham IRRA sudah bisa mendistribusikannya. 

Direktur Itama Ranoraya, Pratoto S Raharjo menjelaskan Itama Ranoraya ditunjuk sebagai  distributor. "Alat kesehatan dari India ini masuk dalam segmen alkes disposible dan rencananya memang akan dijual ke pasar ritel, bukan ke pemerintah," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11). 

Baca Juga: Ini Strategi dan Target Itama Ranoraya (IRRA) Usai Resmi Melantai di BEI

Pratoto menjelaskan nantinya akan ada 12 item alat kesehatan, salah satunya Intravenous Cannulla atau alat infus. Keduabelas alat tersebut diakui Pratoto sudah terdaftar di  Kementerian Kesehatan. Pratoto menyatakan tahun depan Itama Ranoraya sudah pasti akan menjual produk tersebut. 

Selain bertambahnya portofolio penjualan Itama Ranoraya, emiten distributor alat kesehatan ini juga optimistis hingga akhir tahun mampu mencatatkan penjualan Rp 300 miliar dan laba Rp 30 miliar. Adapun hingga September 2019, Pratoto bilang Itama Ranoraya sudah mengantongi penjualan (belum diaudit) sekitar Rp 50 miliar. 

Nah, di sisa akhir tahun ini, Pratoto masih melihat pasar alat kesehatan disposable  masih menjanjikan. Meski demikian, Pratoto sudah melihat ada kemungkinan target Rp 300 miliar tidak bisa tercapai sepenuhnya. "Kalau pun begitu, perolehan penjualan di akhir tahun bisa sedikit di bawah target, tapi perolehan laba pasti tercapai," jelasnya. 

Sedangkan di 2020, Pratoto optimistis kinerja perusahaan akan lebih baik. Dia memproyeksikan penjualan dapat mencapai Rp 400 miliar atau naik 33% yoy. Adapun laba bersih juga ditargetkan tumbuh hingga 43,75% yoy menjadi Rp 46 miliar. 

Baca Juga: Perolehan kontrak Rp 7,1 triliun, Wika Beton sukses melebihi target 2017

Pratoto bilang salah satu sentimen yang menguatkan penjualan di tahun depan adalah disahkannya regulasi jarum suntik dengan pengaman (safety needle) di 2020.  

Hal tersebut diklaim mampu menopang dan mengerek penjualan di tahun mendatang karena sister company Itama Ranoraya, yakni PT One Ject Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memproduksi jarum suntik dengan pengaman. Ditambah juga Oneject telah mengantongi sertifikat dari WHO.

Pratoto bilang, nantinya kalau regulasi tersebut disahkan, otomatis permintaan akan sangat banyak ke Itama Ranoraya. Sebab di pasar lokal, belum ada pesaing lagi khusus untuk jarum suntik dengan pengaman.

Selain itu, secara teknis diberinya label halal pada sejumlah vaksin pada April 2019 lalu, menurut Pratoto juga bisa berpengaruh pada permintaan jarum suntik. Pratoto menyatakan masyarakat Indonesia mayoritas muslim sehingga potensi penggunaan jarum suntik pun meningkat. 

Walaupun fokus distribusi penjualan Itama Ranoraya masih dalam negeri, Pratoto tidak menampik di tahun kedua, pasca-pembangunan plant baru di Cikarang, Itama Ranoraya rencanya mulai mengekspor produk alat kesehatannya ke negeri Paman Sam.

Baca Juga: Adhi Karya-Biro Asri garap overlay bandara Bandung

Pratoto masih melihat potensi alat kesehatan di Indonesia masih besar dan luas untuk dijajaki. Kalaupun ada beberapa produk alat kesehatan disposible yang dipasok dari China, menurut Pratoto kualitasnya tidak stabil. Oleh karenanya, meskipun Itama Ranoraya mau mendistribusikan alat kesehatan dari impor, minimal dari India, Amerika, atau Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×