kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020


Kamis, 07 Mei 2020 / 12:55 WIB
Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pelaku industri yang sudah menargetkan kinerja bisnis untuk tahun 2020 harus kecewa. Adanya pandemi virus corona menekan segala lini ekonomi dan membuat sejumlah industri ambyar. 

Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan, kondisi saat ini baik suplai maupun demand mengalami shock yang luar biasa besar.

China sebagai negara yang terdampak pertama kali oleh wabah Covid-19 sempat menghentikan sementara lini produksi pabrikan. Ini membuat pasokan bahan baku industri dalam negeri harus mengalami gangguan. 

Baca Juga: Respons BI pasca Kadin minta anggaran penanganan corona naik jadi Rp 1.600 triliun

Setelah pandemi menyebar ke seluruh dunia, pemberlakuan lockdown di sejumlah negara dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia menyebabkan konsumsi masyarakat turut menurun.

Penurunan suplai dari segi bahan baku dan melemahnya permintaan terjadi hampir di semua sektor industri. "Dari segi suplai, industri farmasi misalnya yang sebagian besar bahan baku impor, tentu terpengaruh dengan kondisi ini, belum kurs dolar AS naik dan membuat harga jadi lebih mahal," kata Shinta kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5).

Dari segi ekspor, penurunan yang dirasakan sangat signifikan di tengah situasi pandemi ini. Alhasil, Shinta menebak pertumbuhan industri di kuartal-II 2020 bisa lebih rendah dibandingkan kuartal-I tahun ini.

Asal tahu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya 2,97%. 




TERBARU

[X]
×