kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapasitas produksi Sharp berpotensi berkurang 20% saat implementasi PSBB


Senin, 13 April 2020 / 16:17 WIB
Kapasitas produksi Sharp berpotensi berkurang 20% saat implementasi PSBB
ILUSTRASI. Pekerja merakit Lemari Es rumah tangga di pabrik baru PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Karawang, Jawa Barat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/12/02/2014


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen elektronik dan peralatan rumah tangga (home appliances), PT Sharp Electronics Indonesia menilai perluasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berpeluang menghambat operasional pabrikan. 

Meski suplai bahan baku impor sudah berjalan normal, namun penerapan PSBB tampaknya menjadi kendala untuk suplai komponen dari lokal yang banyak berada di area Tangerang, Bogor dan Bekasi.

Baca Juga: Penjualan dan produksi elektronik lokal kian merosot tajam

"PSBB akan sangat mempengaruhi jalannya bisnis elektronik baik secara umum dan secara khusus. Pembatasan transportasi yg berlaku membuat arus logistik dan produksi local part akan terhambat," terang Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).

Pembatasan ini juga membuat semua staf kantor Sharp bekerja dari rumah atau WFH yang mana mengakibatkan melambatnya proses administrasi dan operasi di kantor Jakarta. Dari sisi produksi, saat ini kata Andry belum berhenti total tetapi ada pengurangan produksi sebagai imbas dari pembatasan jumlah karyawan yang bekerja.

"Sekarang ini masih dalam pengaturan jam kerja yang berimbas penurunan kapasitas produksi 20% dari kondisi normal," sebutnya. Lebih lanjut manajemen bilang, jika penerapan PSBB akan diperluas dan terus diperpanjang di daerah lain maka bukan tidak mungkin Sharp juga akan menghentikan produksinya di bulan Mei.

Secara umum kata Andry penerapan ini membuat proses penjualan di Jakarta menurun yang mana kontribusi pasar elektronik Ibukota punya porsi besar terhadap total penjualan elektronik nasional. Adapun pasar elektronik saat ini mengalami penurunan, perusahaan pun melakukan penundaan rilis model baru hingga bulan Juli 2020.

Baca Juga: Kemenperin minta industri kantongi surat Izin ketika beroperasi saat PSBB

Di tahun ini perusahaan sempat membidik pendapatan bersih senilai Rp 11 triliun, namun terkait kondisi ini perusahaan belum dapat membeberkan target terbarunya. Bisnis utama Sharp diketahui berasal dari segmen home appliances yang berkontribusi 65%-70% dari total pendapatan perseroan.

Mengenai rencana pemerintah memberikan stimulus pajak kepada industri pengolahan, manajamen mengaku sampai saat ini kami belum mendapat official dari pemerintah. "Selama masih wacana kami berusaha untuk mandiri melakukan efficiency operations, stop/postpone investasi dan lainnya," sebut Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×