kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan alih teknologi tambang batubara, Kementerian ESDM gandeng Jepang


Sabtu, 22 Februari 2020 / 11:18 WIB
Kembangkan alih teknologi tambang batubara, Kementerian ESDM gandeng Jepang
ILUSTRASI. Ilustrasi tambang batubara.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM menjalin kemitraaan dengan Japan, Oil, Gas and Metals National Corporation (Jogmec). Kerjasama ini ditujukan untuk menyiapkan kompetensi SDM di bidang teknologi dalam menjalankan penambangan batubara.

Kepala BPSDM ESDM IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, kerjasama ini ditargetkan mampu menghasilkan produk batubara yang lebih baik serta menekan rasio kecelakaan kerja di pertambangan batubara. Bagi Indonesia, katanya, batubara adalah komoditas penting. Selain untuk penghasilan negara, 60% batubara juga masih digunakan untuk membangkitkan listrik.

Baca Juga: Kementerian ESDM surati Kemendag soal wajib kapal ekspor batubara

"Kita berharap hasil yang didapatkan dari tenaga yang kompeten ini bisa mengirim batubara ke Jepang dengan hasil yang lebih baik dan semakin kecilnya tingkat kecelakaan," ungkap Wiratmaja dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM, Jum'at (21/2).

Guna mewujudkan hal tersebut, kerjasama ini akan menyelenggarakan program alih teknologi yang dilaksanakan di kedua negara. Pelaksanaan pelatihan di Indonesia akan dilaksanakan di sembilan perguruan tinggi, yaitu STTIND Padang, Universitas Syiah Kuala, Universitas Lambung Mangkurat, Politeknik Akamigas Cepu, Universitas Palangkaraya, Universitas Islam Bandung, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, UPN Veteran Yogyakarta dan Universitas Trisakti.

"Dengan adanya diklat di Jepang, kita bisa melihat langsung proses bisnis penambangan batubara," tutur Wiratmaja.

Pendampingan alih teknologi di perusahaan tambang batubara bawah tanah di Indonesia didapat langsung melalui ahli atau narasumber dari Jepang, seluruh biaya ditanggung oleh Jepang. Sedangkan untuk pelaksanaan pelatihan di Jepang, akan dilaksanakan di Kushiro Coal Mine.

Sebagai informasi, sebelumnya kemitraan Kementerian ESDM dengan Jogmec sudah dimulai sejak tahun 2002. Terakhir kali, penandatanganan MoU dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2017 dan berlaku selama tiga tahun. Lingkup kerja sama ini terkait diklat dan transfer teknologi tambang bawah tanah dalam program The Training Project on Coal Mining Technology.

Baca Juga: APBI Khawatirkan wajib kapal nasional untuk ekspor batubara, ini kata pengamat

Takashi Ooka, perwakilan Jogmec mengungkapkan kerjasama ini akan semakin mempererat hubungan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. 
"Selama 18 tahun, saya yakin jalinan kerjasama antarkedua negara semakin kuat. Rasio kecelakaan kerja yang semakin menurun adalah hal yang menggembirakan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×