kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin menargetkan industri pengolahan nonmigas tumbuh 8,3% di 2024


Minggu, 16 Februari 2020 / 13:43 WIB
Kemenperin menargetkan industri pengolahan nonmigas tumbuh 8,3% di 2024
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (4/2).?Kementerian Perindustrian membidik pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 8,3% pada 2020.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian membidik pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 8,3% pada tahun 2024. Seiring sasaran itu, Kemenperin mengupayakan untuk mendongkrak kontribusi sektor manufaktur bagi perekonomian nasional hingga 18,9%.

Oleh karena itu, Kemenperin fokus terhadap peningkatan investasi dan ekspor. "Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk substitusi impor," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers, Jumat (14/2).

Menperin menyampaikan, dirinya telah meminta kepada semua jajarannya agar memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif serta menyusun response policy yang cepat dan tepat. “Kami sangat optimistis dengan beberapa komitmen industri skala besar, seperti Hyundai, Toyota, dan Amazon,” kata dia.

Baca Juga: Kementerian Perindustrian dorong industri farmasi gunakan bahan baku lokal

Untuk menggenjot nilai ekspor manufaktur nasional, Kemenperin aktif mengajak pelaku industri lebih agresif lagi membuka peluang pasarnya di negara-negara nontradisional. Selain itu, perlu perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang diarahkan untuk dapat menikmati fasilitas pembiayaan ekspor.

Menurut Menperin, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang sangat penting. Dalam waktu dekat, Menperin bakal melakukan safari ke sejumlah stakeholders, termasuk lembaga pembiayaan kredit. "Kami berharap, mereka meningkatkan pagu kredit dan memperluas jenis produk manufaktur. Contohnya, kami akan berbicara dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), agar misalnya memperluas program hingga mencakup produk-produk komponen otomotif," imbuh Agus.

Bahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, industri otomotif di Tanah Air perlu dipacu untuk mengisi pasar ekspor, khususnya ke Australia. Hal ini memanfaatkan peluang dari ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Juga: Impor TPT naik 19,5%, asosiasi menilai regulasi belum kuat memperketat impor

Langkah lainnya, pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). "Untuk mendorong P3DN, kementerian dan lembaga yang mendapatkan APBN, khususnya untuk belanja modal harus menggunakan sebesar-besarnya untuk membeli produk dalam negeri," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×