kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM: Energi panas bumi kurangi impor minyak bumi 100.000 barel per hari


Kamis, 25 April 2019 / 17:47 WIB
Kementerian ESDM: Energi panas bumi kurangi impor minyak bumi 100.000 barel per hari


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain batubara, Indonesia juga memiliki potensi geothermal alias panas bumi terbesar di dunia. Rupanya, bila Indonesia memanfaatkan ini, kondisi ekonomi RI bisa lebih kuat lagi.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) F.X Sutijastoto mengatakan energi panas bumi mempunyai arti strategis bagi keamanan energi nasional melalui substitusi impor minyak bumi yang sekitar 100.000 barel per hari hingga tahun 2025.

Minyak bumi sendiri digunakan untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Sementara itu hasil turunan dari minyak bumi antara lain LPG, avtur, avgas, kerosin atau minyak tanah, bensin, solar, aspal, dan parafin.

Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) impor minyak mentah Januari-Maret 2019 mencapai 2,52 juta ton dengan nilai mencapai US$ 1,16 miliar. Sedangkan impor hasil minyak mencapai 5,59 juta ton setara US$ 3,11 miliar.

"Di samping itu jadi tidak tergantung pada harga komoditas yang tidak stabil. Artinya panas bumi akan memperkuat ekonomi nasional. Panas bumi akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sekaligus mengurangi impor BBM," jelas Sutijastoto dalam paparannya di acara groundbreaking PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit II Dieng-Patuha di kompleks Kementerian Keuangan, Kamis (25/4).

Untuk itu, bauran energi untuk listrik panas bumi ditargetkan mencapai 11% pada tahun 2025. Pasalnya dari potensi panas bumi di Indonesia yang tercatat 29 gigawatt, pada tahun 2018 kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) baru mencapai 1.348 megawatt atau sekitar 7%.

"Sesuai rencana usaha penyediaan tenaga listrik PLN 2019-2028, tahun 2025 target mencapai 6310 megawatt. Dalam enam tahun ke depan kita harus memenuhi kapasitas 5200 megawatt atau 720 megawatt per tahun," jelas dia.

Sedangkan dari sisi lingkungan, emisi dari panas bumi hanya sekitar 75 gram per kwh, jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar minyak yang mencapai 772 gram per kwh. Pun jauh lebih rendah bila dibandingkan tenaga listrik baru bara yang emisinya mencapai 945 gram per kwh.

Dari sisi efektivitas operasional, panas bumi dapat dioperasikan mencapai 90% dengan waktu operasi 30 tahun. Sedangkan batu bara hanya efektif 60% dari kapasitas. Untuk tenaga listrik diesel bahkan hanya efektif 30% dari kapasitas, serta waktu operasinya hanya 10-20 tahun.

Sutijastoto mengatakan hingga 2018 PT Geo Dipa Energi telah berkontribusi 6% dari kapasitas pasang atau sebesar 115 megawatt. Adapun terdiri dari PLTP Dieng 60 megawatt dan Patuha 55 megawat. Sedangkan potensinya mencapai 1200 megawatt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×