kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan bangun lumbung di wilayah perbatasan


Senin, 13 Februari 2017 / 11:41 WIB
Kemtan bangun lumbung di wilayah perbatasan


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) bertekad membangun lumbung pangan di lima wilayah perbatasan demi mewujudkan ketahanan pangan. Lokasinya di Kepulauan Riau, Entikong Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Merauke. Program ini sudah berjalan sejak 2014 dan pemerintah berkomitmen melanjutkannya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, Kemtan mengimplementasikan pembangunan lumbung pangan di wilayah perbatasan melalui program Upaya Khusus (Upsus).

Dalam program ini, pemerintah melakukan cetak sawah baru hampir di semua wilayah perbatasan. Pemerintah juga memberikan bantuan benih, pupuk, mesin pertanian, dan pendampingan di setiap lokasi pertanian. "Saat ini, Kementerian Pertanian telah melakukan cetak sawah 5.000 hektare (ha) di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Sehingga kini masyarakat di sana mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri," jelas Amran belum lama ini.

Amran menargetkan cetak sawah baru di Entikong, Kalimantan Barat sebanyak 50.000 ha. Di tahun 2017, Kalimantan Barat juga akan mengekspor beras premium ke Malaysia secara bertahap, targetnya sebanyak 15.000 ton per tahun. "Kami berharap selain daerah perbatasan mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, kelima wilayah ini bisa ekspor ke negara terdekat," terang Amran.

Kelima wilayah perbatasan ditargetkan mampu dan telah dipersiapkan melakukan ekspor. Seperti Kepulauan Riau yang dipersiapkan memenuhi pasokan ekspor ke Singapura. Entikong, Kalimantan Barat dipersiapkan untuk mengekspor ke Malaysia. Sedangkan Nusa Tenggara Timur untuk memasok bahan pangan ke Timor Timur dan Merauke untuk mengekspor ke Fiji dan Papua Nugini.

Kepala Biro Humas Kemtan Agung Hendriadi menambahkan, untuk membangun lumbung di wilayah perbatasan, pemerintah rencananya akan mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar.

Pemerintah akan mendorong pengembangan dua komoditas utama yakni beras dan jagung. "Fokus utama kami di daerah perbatasan sebenarnya beras, disamping jagung. Selain itu, kami juga mendorong potensi komoditas di tiap wilayah. Misal seperti NTT, kami fokus menggarap sektor jagung. Saat ini NTT bisa jadi sentra produksi jagung," ujar Agung.

Soal ekspor komoditas, kata Agung, pemerintah akan melihat kebutuhan pasar dan komoditas unggulan di tiap wilayah. "Kalau ke Singapura dan Malaysia, kami ekspor beras kualitas premium dan organik. Sedangkan kalau ke Timor Leste, beras lokal masih bisa diterima di sana," tutur Agung.

Amran meyakini pembangunan lumbung pangan di perbatasan sebagai solusi masalah penyelundupan bahan pangan dan penting untuk koordinasi antar sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×