kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan: Produksi daging lokal 2018 belum penuhi kebutuhan domestik


Kamis, 15 Februari 2018 / 22:43 WIB
Kemtan: Produksi daging lokal 2018 belum penuhi kebutuhan domestik
ILUSTRASI. Ilustrasi daging sapi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) memprediksi produksi daging Indonesia tahun 2018 belum mampu penuhi kebutuhan.

"Ketersediaan produksi daging sapi lokal tahun 2018 belum mencukupi kebutuhan nasional," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kemtan, I Ketut Diarmita dalam siaran pers, Kamis (15/2).

I Ketut Diarmita bilang, prognosa produksi daging sapi di dalam negeri tahun 2018 sebesar 403.668 ton. Namun, perkiraan kebutuhan daging sapi di dalam negeri 2018 sebesar 663.290 ton.

Angka tersebut meperlihatkan bahwa produksi daging sapi Indonesia masih rendah. Berdasar hal itu, kebutuhan daging sapi baru terpenuhi 60,9% dari daging sapi di dalam negeri.

Guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dan tercapainya swasembada protein hewani nasional, dibutuhkan percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau. Oleh karena itu pengorganisasian peternak dinilai diperlukan agar lebih efisien.

Asal tahu saja, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), penyediaan sapi potong dan daging sapi dalam negeri selama ini 98% berbasis peternakan rakyat. Jumlah peternak tersebut pada data 2013 sebesar 4.204.213 Rumah Tangga Peternak (RTP).

Selain itu, guna memenuhi kebutuhan protein hewani tersebut masyarakat Indonesia dapat melakukan difersivikasi. Pemerintah pun mondorong untuk memenuhi kebutuhan protein dengan mengonsumsi daging hewan lain.

"Pemerintah saat ini terus mendorong masyarakat untuk diversifikasi konsumsi protein hewani, jadi tidak hanya mengkonsumsi daging sapi atau kerbau saja, bisa daging ayam, telur, daging kambing atau domba dan kelinci, bahkan ikan yang jumlahnya sangat melimpah," terang I Ketut Diarmita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×