kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kencana Energi Lestari (KEEN) terus menggenjot proyek-proyek pembangkit listrik EBT


Rabu, 29 Juli 2020 / 18:52 WIB
Kencana Energi Lestari (KEEN) terus menggenjot proyek-proyek pembangkit listrik EBT
ILUSTRASI. Ki-ka : Direktur PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) Giat Widjaja, Direktur Utama PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) Henry Maknawi, Komisaris Utama Albert Maknawi dan Direktur Karel Sampe Pajung berbincang saat RUPS Tahun buku 2029 di Jakarta, Rabu (29


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) terus berupaya melakukan ekspansi bisnis dalam beberapa waktu ke depan demi mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Kencana Energi Lestari Karel Sampe Pajung menyampaikan, pihaknya tengah mempersiapkan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Madong di Sulawesi Selatan. Proyek yang berkapasitas 10 megawatt (MW) ini dibangun dengan skema Buld, Own, Operate (BOO) dengan durasi kontrak power purchase agreement (PPA) dengan PLN selama 20 tahun.

“Konstruksi PLTM Madong akan dimulai pada kuartal keempat nanti dan mudah-mudahan bisa selesai di kuartal I-2022, terlepas dari adanya Covid-19,” ujar dia dalam paparan publik daring, Rabu (29/7).

Baca Juga: Laba bersih Kencana Energi Lestari (KEEN) melonjak di kuartal I-2020

Memang, wabah Covid-19 sedikit mempengaruhi persiapan KEEN untuk membangun PLTM tersebut. Ini mengingat mobilisasi tenaga kerja cenderung terbatas. Namun, masalah itu sudah bisa diatasi lantaran para pekerja di sana dapat turun ke lapangan.

Karel mengaku, sebagian material konstruksi PLTM Madong yang berasal dari dalam negeri sudah disiapkan oleh KEEN jauh-jauh hari. Adapun mesin turbin untuk PLTM tersebut harus diimpor dari Austria. Dalam catatan Kontan, KEEN mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 25 juta-US$ 30 juta di tahun ini yang sebagian ditujukan untuk proyek PLTM Madong.

Kelak, PLTM Madong akan melengkapi jumlah pembangkit listrik yang dimiliki KEEN menjadi 3 unit. Sebelumnya, KEEN sudah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pakkat berkapasitas 18 MW di Sumatera Utara serta PLTA Air Putih berkapasitas 21 MW di Bengkulu. Keduanya sama-sama memiliki kontrak PPA selama 30 tahun.

Jika digabung, maka KEEN akan memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 49 MW. “Karena kontrak PPA pembangkit kami tergolong panjang, ini membuat bisnis kami punya prospek yang positif dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Karel.

Tidak berhenti sampai di situ, KEEN juga mempunyai rencana pengembangan proyek sejumlah pembangkit. Di antaranya PLTA Pakkat II di Sumatera Utara yang berkapasitas 35 MW, PLTA Kalaena di Sulawesi Selatan berkapasitas 75 MW, serta PLTA Salu Uro di Sulawesi Selatan berkapasitas 90 MW. Artinya, ketiga PLTA tersebut memiliki kapasitas hingga 200 MW.

Baca Juga: Kencana Energi (KEEN) Berharap Penjualan Listrik Tetap Naik

Karel tidak membeberkan secara rinci kapan proyek-proyek tersebut akan mulai dikerjakan oleh KEEN. Namun, ia mengindikasikan nilai investasi ketiga proyek PLTA tadi bisa mencapai US$ 500 juta.

Secara jangka panjang, KEEN juga menyiapkan pipeline project beberapa pembangkit listrik dengan kapasitas total lebih dari 200 MW. Kali ini, sumber energinya lebih bervariasi. Terdapat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg), serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×