kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kendaraan Hino sudah siap gunakan bahan bakar B30


Kamis, 23 Januari 2020 / 20:29 WIB
Kendaraan Hino sudah siap gunakan bahan bakar B30
ILUSTRASI. Hino Indonesia siap dalam menghadapi program pemerintah untuk penggunaan bahan bakar biodiesel sebesar 30% atau B30 sesuai yang tertuang pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaata


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) siap menyambut program mandatori penggunaan bahan bakar campuran biodisel 30% atau B30. Untuk menyesuaikan dengan karakteristik bahan bakar yang ada pada B30, Hino telah melakukan perubahan spesifikasi pada kendaraan Hino dengan tahun produksi atau vehicle identification number (VIN) 2020.

Beberapa perubahan spesifikasi di antaranya dilakukan dengan mengubah ukuran fuel filter menjadi lebih besar sehingga filter diharapkan tetap bisa bertahan 10.000 km sesuai dengan yang saat ini digunakan untuk B20.

Perubahan juga dilakukan pada bagian tangki bensin atau fuel tank dengan adanya tambahan pelapisan alumunium platting coated. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya karat pada tangki bensin ketika menggunakan bahan bakar B30.

Baca Juga: Hino geber penjualan truknya sebanyak 36.000 unit di tahun 2020

Pelapisan juga dilakukan pada bagian fuel sender gauge dan piping dengan menggunakan nickel platting coated guna memberikan daya tahan yang lebih kuat terhadap zat asam yang dihasilkan oleh bahan FAME B30.

Selain itu, material berbahan karet yang ada pada kendaraan juga kini telah menggunakan material fluorubber agar material tersebut lebih tahan terhadap sifat-sifat dasar dari biodiesel yang menghasilkan zat asam dan mengikis material.

Perubahan spesifikasi yang dilakukan didasarkan pada riset dan pengembangan produk khusus biodiesel yang dilakukan oleh Hino. Dalam hal ini, Hino melakukan dua tes, yakni tes emisi atau emission test serta tes ketahanan atau durability test baik untuk mesin yang saat ini digunakan Euro 2 maupun mesin yang akan digunakan pada tahun 2021 Euro 4.

Uji mesin Hino dilakukan di laboratorium dengan kondisi beban dan daya maksimum pada putaran mesin 2.500 rpm selama 400 jam atau setara dengan 40.000 km pada pemakaian maksimum.

Kondisi ini menggambarkan kondisi ketika kendaraan dipacu dalam kondisi ekstrem melebihi keadaan yang sesungguhnya di lapangan atau pengoperasian aktual kendaraan sehari-hari.

Tes ini dilakukan oleh Hino di Indonesia dan Jepang dengan bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Balai Teknologi Bahan Bakar & Rekayasa Disain (BTBRD), Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Pertamina.

Perubahan spesifikasi dilakukan kepada kendaraan Hino dengan VIN 2020. Untuk kendaraan Hino dengan VIN di bawah tahun 2020, Hino Indonesia telah menyediakan Retrovit.

Baca Juga: Walau industri otomotif lesu, market share Krama Yudha untuk segmen truk meningkat

Retrovit ini terdiri dari fuel filter yang lebih besar serta sender, tank, piping dan hose yang memiliki material yang lebih tahan untuk penggunaan bahan bakar B30.

Meski begitu, pihak Hino Indonesia tetap menghimbau agar pengguna kendaraan tetap melakukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin ketika menggunakan bahan bakar B30.

“Ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalisir penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga,” jelas Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), Santika Wardoyo dalam keterangan tertulis, Kamis (23/01).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×