kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kirana Megatara genjot kerja sama petani karet binaan


Senin, 25 Juni 2018 / 20:52 WIB
Kirana Megatara genjot kerja sama petani karet binaan
ILUSTRASI. Peremajaan kebun karet rakyat PT Kirana Megatara Tbk KMTR


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberlangsungan lahan dan pohon karet menjadi salah satu kunci dari kesuksesan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan komoditas tersebut. Bagi PT Kirana Megatara Tbk (KMTR), emiten ini memiliki divisi khusus yang bergerak dalam bidang pelatihan petani binaan dan peremajaan pohon karetnya.

Widiyantoko Sumarlin General Manager sekaligus Corporate Affairs KMTR menyampaikan perusahaan yang merupakan bagian dari holding Triputra Group ini juga memiliki program sosial kepada petani binaannya.

Yakni dengan memberikan edukasi tapping karet, pelatihan tanam dan pupuk, pemberdayaan masyarakat dan pendidikan mengenai kemudahan rantai suplai.

"Kami bergerak dalam bidang hulu di petani karet hingga pabrik, maka bila dari petani saja tidak dikembangkan dan kualitas pohon karet tidak dijaga, maka kami tidak akan bisa seperti saat ini," jelas Widiyantoko saat ditemui Kontan.co.id, Senin (25/6).

Asal tahu saja, jumlah petani karet yang bekerjasama dengan KMTR sejumlah hingga 16.000 petani dengan perkiraan luas lahan tiap petani sebesar 1-2 ha. Perkiraannya, luas lahan yang menjadi hulu KMTR mencapai hingga 20.000 ha.

Adapun satu pohon karet memiliki masa produktif hingga umur 30-40 tahun sebelum harus ditanam ulang. Namun bila tidak dirawat dengan baik, maka pada umur 10-20 tahun, kualitas getah karet yang dihasilkan bisa menurun.

Padahal, KMTR memiliki pasar sebesar 95% ekspor yang utamanya dikirim ke Amerika Serikat dan diperuntukkan kepada pabrik-pabrik ban ternama seperti Bridgestone, Michelin, Pirelli, Continental, Cooper, Goodyear, Hankook, Kumho, dan Sumitomo.

Dengan demikian, program pemberdayaan petani menjadi kunci KMTR untuk memastikan kualitas karet yang mereka olah sesuai dengan standar premium internasional.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama KMTR Martinus Subandi Sinarya menyatakan bahwa sejatinya dari pihak perusahaan, Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) maupun pemerintah telah berupaya untuk menggalakkan program sosial peremajaan karet di kalangan petani.

"Ini menjadi perhatian kami semua karena karet merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang sangat kuat," jelasnya.

Apalagi kini pembatasan ekspor karet akibat perjanjian Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) sudah berakhir pada Maret 2018 lalu sehingga permintaan karet Indonesia bakal pulih kembali. Sehingga proyeksi bisnis karet bakal kembali cerah walau harga internasional sedang relatif turun.

Menurut Martinus, kini emiten tengah dibanjiri kontrak permintaan karet yang memiliki rentang waktu hingga enam bulan dan satu tahun ke depan. Sehingga ia meyakini target revenue tahunan di Rp 12 triliun bakal tercapai dengan mudah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×