kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kirana Megatara (KMTR) incar penjualan 2018 mencapai Rp 12 triliun


Selasa, 26 Juni 2018 / 10:56 WIB
Kirana Megatara (KMTR) incar penjualan 2018 mencapai Rp 12 triliun
ILUSTRASI. Peremajaan kebun karet rakyat PT Kirana Megatara Tbk KMTR


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau mengalami penurunan kinerja produksi di kuartal pertama 2018, PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) mengklaim berhasil meraih target produksi karet sebanyak 275.000-290.000 ton pada enam bulan pertama 2018.

Dengan tercapainya target produksi di semester I-2018, perusahaan ini yakin bisa mengejar target produksi sebesar 550.000 ton–580.000 ton karet hingga akhir tahun.

Direktur Utama KMTR Martinus Subandi Sinarya mengatakan, perkiraan produksi karet sampai akhir tahun tersebut sejalan dengan kontrak pembelian karet internasional yang telah dikantongi KMTR.

"Kami masih penuhi kontrak enam bulan hingga satu tahun ke depan, untuk posisi sales sekarang kurang lebih sesuai target semester tahun ini," ujarnya kepada KONTAN di kantornya, Senin (25/6).

Martinus yakin dengan produksi karet yang sesuai target, keuntungan yang didapat perusahaan juga lebih besar. Apalagi, dengan adanya pergerakan kurs dollar yang masih relatif tinggi. Saat ini 95% karet produksi KMTR dieskpor ke manca negara.

Selain diuntungkan pelemahan rupiah, Martinus juga bilang, kapasitas produksi KMTR tahun ini bakal mencapai 770.000 ton per tahun. Angka itu naik 6,94% dari kemampuan tahun lalu yang sebesar 720.000 ton.

Kenaikan produksi terjadi seiring dengan selesainya pabrik ke-16 di Terbanggi, Lampung. Pabrik ini mampu menyumbang produksi karet olahan sebanyak 50.000 ton karet per tahun. "Sekarang masih dalam tahap pembangunan, lebaran kemarin harusnya sudah mulai lancar tapi ada pembangunan infrastruktur daerah sehingga agak mundur. Akhir tahun kuartal empat akan sudah beroperasi," imbuhnya.

Dengan penambahan itu Martinus optimistis target penjualan sebesar Rp 12 triliun sampai akhir tahun 2018 akan tercapai. Nilai itu asumsi harga karet dunia dikisaran US$ 1,5 dollar per kilogram (kg).

Produk unggulan KMTR adalah olahan karet Standard Indonesian Rubber (SRI) 10 dan SRI 20 yang diekspor untuk berbagai pabrik ban internasional seperti Bridgestone, Michelin, Pirelli, Continental, Cooper, Goodyear, Hankook, Kumho, dan Sumitomo

Serapan belanja modal

Kenaikan produksi karet juga diimbangi dengan penyerapan anggaran belanja yang tinggi. Sampai Juni 2018 ini, KMTR telah menyerap hampir separuh dari anggaran belanja modal 2018 yang mencapai total Rp 200 miliar. Capex tersebut utamanya digunakan untuk perbaikan mesin, pengembangan depo, perawatan kebun karet, serta pembinaan terhadap petani karet yang menjadi mitra perusahaan.

Menurut Martinus, anggaran belanja sebagian besar digunakan untuk biaya investasi pabrik yang menelan investasi sekitar Rp 150 miliar - Rp 160 miliar per unit. Saat ini, total pabrik yang dimiliki KMTR sebanyak 15 unit. Rencananya setelah pembangunan pabrik ke 16 di Terbanggi, Lampung, satu pabrik tua yang kurang efisien akan dilebur.

Widiyantoko Sumarlin, General Manager KMTR menambahkan, pembinaan ke petani karet dilakukan agar produksi meningkat. Selain pelatihan, pembinaan juga dilakukan dengan pemberian pupuk dan sebagainya. "Kami bergerak dari hulu yakni petani karet hingga pabrik. Bila kualitas pohon karet bagus, maka pengolahan di hilir juga meningkat," jelasnya.

KMTR telah bekerjasama dengan sekitar 16.000 petani, dengan luas lahan tiap petani sekitar 1 hektare sampai 2 hektare. Saat ini KMTR mampu menyerap produksi karet setara 20.000 ha. Adapun satu pohon karet memiliki masa produktif hingga umur 30 tahun sampai 40 tahun sebelum harus ditanam ulang. Namun bila tidak dirawat kualitas cepat turun di tahun ke-10.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×