kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP dorong potensi ekspor budidaya lele berkelanjutan


Jumat, 28 September 2018 / 20:07 WIB
KKP dorong potensi ekspor budidaya lele berkelanjutan
ILUSTRASI. BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BIOFLOK


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong strategi pengembangan industri budidaya lele berkelanjutan guna mencukupi kebutuhan konsumsi ikan lele termasuk untuk memperluas akses pasar ekspor ke beberapa negara.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam keterangan resmi, menggambarkan, tren permintaan ikan konsumsi terus meningkat, bahkan FAO mencatat pertumbuhan kebutuhan ikan dunia melebihi pertumbuhan populasi penduduk dunia. 

"Ini peluang bagi pelaku usaha lele untuk mensuplai kebutuhannya termasuk untuk kepentingan ekspor, yang saat ini mulai terbuka lebar utamanya ke Uni Eropa dan Timur Tengah," jelas Slamet dalam keterangan resminya Jumat (28/9).

Untuk menggenjot produksi lele nasional, Slamet membeberkan setidaknya ada tiga strategi utama dalam upaya pengembangan industri budidaya lele berkelanjutan.

Pertama, mengembangkan skala usaha budidaya menjadi sebuah industri yang berbasis teknologi berkelanjutan. 

Menurutnya industrialisasi ini harus didorong secara holistik melalui pengembangan industri perbenihan, sistem produksi pembesaran, pengembangan input produksi lebih efisien, pakan mandiri dan industri pengolahan ikan.

Ia juga mengatakan inovasi teknologi budidaya saat ini telah berkembang sangat progresif.

Baru baru ini, KKP sudah bekerja sama dengan LIPI untuk menerapkan teknologi ultrafine micro bubble generator. Teknologi ini juga mampu meningkatkan kelulushidupan dan produktivitas secara signifikan dan bisa efektif juga diterapkan pada budidaya lele.

Straregi kedua, peningkatan daya saing produk. Jika orientasi kita ekspor, menurutnya, maka daya saing ini perlu ditingkatkan, yakni dengan terus mendorong pelaku usaha meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan.

"Standarisasi teknologi dan sertifikasi CBIB akan terus didorong. Sehingga ikan lele memiliki image positif, dengan demikian preferensi konsumen juga semakin meningkat. Apalagi negara negara tujuan ekspor pasti menerapkan persyaratan mutu yang rigit. Jadi kita harus siap sejak dini,” imbuhnya.

Strategi penting lainnya yakni mendorong efisiensi produksi, utamanya bagaimana pembudidaya mendapatkan akses input produksi yang efisien.

Sementara itu, ketua Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), Imza Hermawan bilang, komoditas lele saat ini terus berkembang seiring dengan permintaan yang terus naik.

"Harusnya peluang ini ditangkap karena tingkat konsumsi lele sangat terbuka lebar. Saat ini kita harus berpikir ke depan yakni peluang ekspor,” jelasnya.

Oleh karenanya, menurut Imza untuk mencapai peluang itu, para pengusaha harus mulai memahami pentingnya mendapatkan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) supaya bisa tembus ke pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×