kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP sayangkan pembangunan Indonesia masih fokus di daratan


Rabu, 19 September 2018 / 22:11 WIB
 KKP sayangkan pembangunan Indonesia masih fokus di daratan
ILUSTRASI. Kapal nelayan bantuan KKP


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan ingin mendorong produktivitas sektor perikanan Indonesia. Pasalnya wilayah lautan Indonesia yang sangat besar belum menunjukkan kontribusi perikanan yang baik, namun pemerintah cenderung fokus pada pengembangan di daratan.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Sjarief Widjaja menyatakan, Indonesia memiliki wilayah lautan yang besar dan melebihi luasnya daratan.

Menurutnya, daratan Indonesia mencapai 2,1 juta km, laut seluas 5,80 juta km, hingga total wilayah Indonesia adalah 8 juta km persegi wilayah Indonesia yang mana setara dengan luas Amerika.

Tapi luasnya daratan dan lautan ini tidak dibarengi dengan peningkatan kontribusi sektor perikanan, yang hanya mencapai 3,89%. Menurut Sjarief, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah saat itu kepada sumber daya laut. Sehingga pembangunan saat itu, terkonsentrasi di daratan saja.

“Kalau dilihat seperti itu, kita ini seperti negara yang sedang tidur karena wilayah dengan lautan yang luas, belum berkontribusi secara maksimal. Pertanyaanya sederhana. Mengapa itu terjadi? Karena kita berkonsentrasi pada daratan,” ungkap Sjarief sesuai rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (19/9).

Sjarief menyampaikan hal tersebut dalam kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta baru-baru ini. Ia melanjutkan, masalah lain yang dihadapi negara adalah keluar masuknya kapal pencuri ikan secara bebas juga menjadi penyebab berkurangnya stok ikan di Indonesia.

Kejahatan yang dibarengi dengan pencurian ikan pun perlahan mulai terbongkar, seperti penyelundupan obat-obat terlarang, penyelundupan hewan dan tumbuhan yang dilindungi, hingga perbudakan dan perdagangan manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×