kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi premium turun, kok bisa ada kelangkaan premium?


Selasa, 10 April 2018 / 19:20 WIB
Konsumsi premium turun, kok bisa ada kelangkaan premium?
ILUSTRASI. Pengisian BBM jenis Premium di SPBU Pertamina


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa minggu terakhir beredar isu kelangkaan premium di sejumlah daerah. Namun ternyata konsumsi premium justru menurun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan konsumsi premium Januari-Februari 2018 untuk wilayah Jawa Madura Bali (Jamali) sebesar 577.528 kilo liter (KL). Sementara konsumsi premium Jamali dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,024 juta KL atau turun sekitar 446.486 KL.

Sementara konsumsi Januari-Februari 2018 untuk non Jamali sebesar 933.928 KL. Jika dibandingkan konsumsi periode yang sama tahun lalu sekitar 1,342 juta maka ada penurunan sebanyak 408.579 juta KL.

"Untuk tahun ini, Januari-Februari sebesar 577.000 KL, separuhnya lah. Jadi premium Jamali 50% turunnya, non Jamali 35%," kata Djoko pada Selasa (10/4).

Konsumsi premium hinga 27 Maret 2018 di wilayah Jamali sekitar 1,546 KL. Sementara konsumsi premium pada Januari-Maret 2017 lalu sebesar 774.435 KL atau turun sebesar 771.655 KL.

Untuk konsumsi premium wilayah Non Jamali periode Januari hingga 27 Maret 2018 sekitar 2,031 juta KL. Sementara realisasi konsumsi premium pada Januari-Maret 2017 sekitar 1,324 juta KL atau ada penurunan konsumsi sebesar 707.855 KL.

"Tahun 2018 sampai 27 Maret cuma separuhnya, non Jamali 35%,"katanya.

Dengan data konsumsi premium tersebut, Djoko pun menyebut tidak ada kelangkaan premium. Ini lantaran pasokan premium masih mencukupi.

Cuma saat ini memang ada gangguan distribusi premium. Sementara saat ini banyak masyarakat yang kembali lagi beralih ke premium ketika harga pertalite naik.

Direktur Pemasaran Korporat dan Ritel Pertamina, M.Iskandar pun membenarkan memang ada sebagian masyarakat yang berlaih ke premium ketika harga pertalite naik. Di sisi lain, banyak SPBU yang sudah tidak jual premium karena tangki BBM sudah diganti dari premium ke pertalite.

"Kan SPBU tidak jual premium lagi,"ujar Iskandar.

Makanya Pertamina berusaha agar masyarakat tetap menggunakan pertalite dengan cara mengadakan kampanye pemasaran dengan memberikan hadiah langsung ke konsumen. Iskandar bilang cara tersebut cukup efektir menarik konsumen menggunakan pertalite.

"Itu cukup menarik. Kan? terbukti yang ketat malah pertamax," kata Iskandar.

Iskandar pun bilang pada kuartal I 2018, porsi konsumsi premium hanya tinggal 27% di seluruh Indonesia, pertalite sekitar 50% dan sisanya sebesar 23% merupakan konsumsi pertamax series.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×